
inilahjateng.com (WONOGIRI) – Motif pembunuhan dua orang yang kerangkanya ditemukan di Wonogiri disebabkan adanya utang-piutang.
Hal tersebut disampaikan pelaku Sarmo (35) warga Dusun Panggih RT 01/RW 04, Desa/Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, saat dihadirkan pada konfrensi pers, Sabtu (9/12/2023).
Dua korban masing-masing bernama Sunaryo warga Dusun Panggih RT 01/RW 04, Desa/Kecamatan Jatipurno, Wonogiri dan Agung Santosa warga Dukuh Gombang RT 01/ RW 05, Desa Sajen, Kecamatan Trucuk, Klaten.
Dua kerangka tersebut ditemukan di satu wilayah dengan titik yang berbeda.
Dihadapan media, pelaku Sarmo mengakui perbuataanya. Dia melakukan pembunuhan itu dengan sadar.
Sarmo melakukan pembunuhan terhadap Agung Santosa di tahun 2021 dan Sunaryo di tahun 2022.
“Masalah utang piutang (korban Sunaryo) dan bisnis kerja (korban Agung Santosa),” ungkap Sarmo.
Kedua korban itu dibunuh kemudian dikuburkan sendiri oleh Sarmo, sebelum akhirnya ditemukan tinggal kerangka pada Kamis (7/12/2023) kemarin di wilayah Desa Semagar, Kecamatan Girimarto.
Adapun hubungan Sarmo dengan korban Agung merupakan rekanan kerja. Sarmo dan korban Agung memiliki usaha bersama penggergajian kayu yang berada di Girimarto.
“Tega membunuh karena tekanan, yang pertama (korban Agung) saya selalu di pojokkan. Intinya tidak bisa menerima kalau penggergajian sepi. Dia juga ingin penggergajian dipindah ke Klaten. Bagi hasilnya kalau pas ramai bisa penuh, karena sepi berkurang dia tidak bisa menerima, mintanya penuh terus. Dikira saya korupsi, saya tidak becus,” ucap Sarmo.
Sarmo mengakui yang paling membuatnya emosi adalah ketika korban menunjuk-nunjuk keningnya sambil berkata bahwa penggergajian akan dipindahkan ke Klaten.
Sementara itu, dengan korban Sunaryo, Sarmo mengakui mempunyai urusan utang piutang. Sarmo menggadaikan mobil Grand Max ke Sunaryo dengan nilai sebesar Rp48 juta.
“Seharusnya saya kan sudah mengambil, karena sudah tempo saya belum bisa, akhirnya dia (Sunaryo) terus menekan saya. Telatnya dua bulan,” imbuhnya.
Sarmo mengatakan korban Sunaryo selalu menekannya dengan kata kasar. Menurutnya korban juga mengatainya kalau tidak bisa dipercaya, hal itu yang membuatnya emosi.
“Korban bilang sudah dibantu tapi tidak bisa mengerti, pokoknya mencaci-maki saya,” beber Sarmo.
Sarmo mengaku baru dua orang yang selama ini dia bunuh. Tidak ada orang lain yang menjadi korban pembunuhannya.
“Setiap diinterogasi saya tidak mengaku. Sekecil apapun barang bukti selalu berusaha saya hilangkan,” imbuhnya. (DSV)