Nasional

Pemilu 2024, Pakar : Perlu Ada Ruang Dengar Bagi Generasi Z

inilahjateng.com (Semarang) – Pakar Politik Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Joko J Prihatmoko mengatakan debat gagasan merupakan metode yang tepat bagi para Generasi Z (Gen Z) terkait dengan demokrasi dan Pemilu 2024.

Relasi antara Gen-Z dengan generasi sebelumnya dapat terhubung melalui pendekatan partisipatif dan dialogis.

Dia menyebut, debat antar gagasan di antara Gen-Z juga mendorong mereka berinteraksi, memperkaya wawasan, hingga kritisisme.

“Metode debat sendiri membantu mereka berlatih berargumentasi, beradu gagasan dengan etis atau santun, tanpa membikin luka. Ini justru merupakan kritik pada elite yang bicara asal,” kata Joko, Jumat (13/10/2023).

Pengetahuan Gen-Z tentang Pemilu tidak cuma teoritis, tetapi lengkap dengan data empiris.

Baca Juga  Tersangka Pelecehan Anak di Rutan Polresta Bali Tewas Dikeroyok

Sebagai contoh, selain mendapatkan dari lingkungan sekitar, Gen-Z juga aktif mengakses internet.

Dalam kalkulasi, generasi yang lahir dalam rentang 1997 sampai dengan 2012 ini, tiap harinya bisa mengakses smartphone sampai 16 jam.

Dosen Ilmu Politik ini menegaskan, debat antar gagasan tentang demokrasi dan pemilu di kalangan mahasiswa di Kota Semarang ini bisa dijadikan model pendidikan politik Gen-Z di Indonesia.

“Tentu dibimbing oleh juri yang memandu dengan benar. Juri harus mumpuni atau related dengan Gen-Z,” katanya.

Sebelumnya, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut, alasan melibatkan Gen Z karena menjadi kelompok pemilih yang mendominasi kontestasi lima tahunan ini. Dari 204 juta daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024, Generasi Z atau Gen Z.

Baca Juga  Polda Sumut Bongkar Peredaran 30 Kg Sabu di Perairan Perbatasan Malaysia

“Jumlah suara Gen-Z sebanyak 46,8 juta suara atau 22,85 persen, sementara Generasi Milennial 33,60 persen atau 68,8 juta,” kata Mbak Ita, sapaan akrabnya.

Dengan digelarnya kompetisi adu gagasan ini, menurut Mbak Ita dapat menjadi wadah bagi para mahasiswa yang masuk dalam kelompok Gen-Z.

Gagasan dan buah pikir dari kelompok tersebut perlu didengarkan nantinya mereka akan menjadi generasi selanjutnya.

“Mereka ini selalu cepat bergerak, juga punya kemampuan berkomunikasi lebih cepat. Mereka juga bisa disebut sebagai generasi yang tidak bisa ditinggal, mereka adalah generasi yang sekarang ini justru sangat menjadi generasi penentu ke depannya,” ujarnya.

Forum adu gagasan ini, kata Mbak Ita, akan difasilitasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) di bawah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Semarang hingga puncak pesta demokrasi tahun depan.

Baca Juga  Sapi Kurban Presiden Prabowo di Masjid Agung Solo, Bobotnya 1,19 Ton

“Ini adalah contoh bagaimana bisa memfasilitasi dari Gen-Z. Acara-acara ini pasti akan berlanjut, tetapi disesuaikan lagi dengan tema-temanya,” tandasnya. (LDY)

Back to top button