Peminat Program CKG Meningkat Tajam, Dinkes Dorong Kader Terus Ajak Masyarakat

inilahjateng.com (Semarang) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mencatat sudah lebih dari 69 ribu warga Semarang yang mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Antusias tinggi ini nampak sejak CKG dibuka pada 20 Februari 2025.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M Abdul Hakam mengatakan rata-rata perhari yang mengikuti CKG sekitar 1.400 – 1.500 orang.
Masyarakat yang mengikuti CKG mayoritas pada kelompok umur 40 – 59 tahun sebanyak 38,3 persen, kemudian, usia 18 – 29 tahun sebanyak 20,4 persen.
Usia lansia di atas 59 tahun menempati posisi ketiga 19,2 persen.
“Setiap hari kurang lebih ada 1.400-1.500. Jadi memang banyak sekali,” kata Hakam, Jumat (16/5/2025).
Dinkes bersama organisasi pemerintah daerah (OPD) lain, camat, dan lurah, terus mendorong masyarakat untuk melakukam CKG.
Terutama adalah para kader yang diupayakan untuk CKG yakni ada sekitar 16 ribu kader.
Kader ini bisa menjadi pendorong bagi masyarakat.
“Kader-kader ada sekitar 16.000 orang. Nanti setelah itu, mereka bisa mendorong masyarakat agar tertarik untuk datang cek kesehatan secara gratis,” bebernya.
Menariknya, saat ini Pemkot Semarang tidak membatasi program CKG hanya untuk yang berulang tahun saja, namun seluruh masyarakat bisa datang mengecek kesehatan secara gratis.
“Dulu hanya untuk yang ultah. Sekarang sudah dibuka untuk semua,” tuturnya.
Hakam menyebut, program CKG untuk dewasa meliputi berbagai pemeriksaan antara lain cek tekanan darah, IMT, lingkar perut, aktivitas fisik, gula darah, risiko stroke, risiko jantung, fungsi ginjal, karies gigi, pemeriksaan mata, pemeriksaan telinga, berbagai jenis kanker, tuberkulosis, dan sebagainya.
Dari hasil pemeriksaan kesehatan gratis pada orang dewasa, Hakam menyebut, 92,65 persen kurang aktivitas fisik. Sebanyak 83,58 persen dislipidemia, kondisi di mana kadar lemak dalam darah tidak normal.
Sebanyak 73,37 persen fungsi ginjal abnormal.
Kemudian, 53,23 persen mengalami karies gigi. Sementara, pemeriksaan pada balita, mayoritas dalam kondisi baik. Begitu pula skrining pada anak sekolah mayoritas kondisi kesehatan normal. (LDY)