
inilahjateng.com (Demak) – Pemerintah Kabupaten Demak, menggelar diseminasi penguatan bahasa Jawa dan seni suara Jawa sebagai muatan lokal di sekolah tingkat SD terhadap guru.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak Haris Wahyudi Ridwan, mengatakan, muatan local seni suara jawa tersebut sudah diterapkan sejak dua tahun lalu.
“Muatan lokal (Mulok) seni suara jawa sebetulnya sudah diterapkan sejak dua tahun lalu. Namun, sebelum tahun ajaran baru sekolah dimulai. Maka, guru kelas diberikan penguatan materi,” kata Haris Wahyudi Ridwan.
Sementara itu, Bupati Demak, Eistianah, mengatakan, kedepan, dalam penyampaian pembelajaran Bahasa Jawa dengan kolaborasi tembang dolanan, sehingga dalam mengajarkan bahasa jawa jauh lebih mudah dan anak-anak tentunya sudah terbiasa bernyanyi.
“Dengan model pembelajaran ini, diharapkan bisa membuat anak merasa senang dan mencintai tembang dolanan yang berbahasa jawa. Mengingat anak-anak sekarang jarang sekali bisa berbahasa jawa dengan baik,” ungkap Eisti.
Selain itu, seni suara jawa tersebut, juga bagian dari upaya pemerintah daerah menunjukkan bahwa Kabupaten Demak juga memiliki budaya, sehingga lagunya bukan dangdut atau koplo yang sering mereka dengar, melainkan lagu yang benar-benar asli daerah.
Di antaranya, ada mentok, gundul-gundul pacul, dan masih banyak lagi, agar generasi muda mengenal dan mengambil manfaat dari makna tembang dolanan tersebut.
“Anak-anak saat ini, menggunakan bahasa campuran Bahasa Indonesia dan bahasa jawa atau bahasa gaul media sosial, serta lagu-lagu yang biasa mereka kenal,” ujarnya.
Ia berharap melalui diseminasi pembelajaran bahasa jawa dan sastra jawa ini, semakin menguatkan bahwa Kabupaten Demak punya tembang dolanan secara praktik bisa memberikan transformasi pengetahuan ketrampilan kepada anak didik.
Dalam kegiatan tersebut, dihadirkan 40 guru yang merupakan perwakilan dari 40 SD negeri di Kabupaten Demak. (hrw)