NasionalJateng

Pemkot Akan Relokasi 180 Peternak Sapi TPA Jatibarang

Inilahjateng.com (Semarang) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang merencanakan relokasi sapi yang hidup di area TPA Jatibarang.

Kepala DLH Kota Semarang, Bambang Suranggono mengatakan, adanya peternak di area TPA Jatibarang sudah ada sejak 1997, beberapa waktu lalu Pemkot memberikan bantuan 45 sapi untuk menambah pengasilan petani, tetapi saat ini berkembang hingga 1.300 sapi dan 180 peternak.

Bambang menjelaskan, saat ini ketentuan dan peraturan yang berlaku tidak diizinkan ada penggembalaan di kompleks TPA.

“Kawan-kawan (peternak) berawal dulu karena sebagai warga ring satu terdekat dengan TPA, rumah mereka cukup kauh sesuai ketentuan. Karena mereka membutuhkan pendapatan penghasilan tambahan, mereka berternak. Awalnya hanya 45 ekor, sekarang jumlahnya cukup banyak,” ujar Bambang, Minggu (24/9/2023).

Baca Juga  LKPP dan Telkom Perkuat Sinergi Transformasi Pengadaan Digital

Bambang mengatakan, DLH telah mengajak para peternak untuk relokasi. Pemerintah Kota Semarang sudah mencari beberapa titik aset pemkot yang bisa digunakan untuk relokasi.

Saat ini, tahapan rencana relokasi masih dalam tahap koordinasi agar warga bersedia. Adanya kejadian kebakaran beberapa hari lalu, dia berharap masyarakat bisa memahami dan dapat dilokalisir ke tempat lain.

Menurutnya, pemerintah akan membangunkan tempat relokasi. Dinas Pertanian (Dispertan) juga akan mendampingi mereka dalam beternak. Sehingga, sapi juga akan menjadi lebih sehat.

“Itu yang kami lakukan, menyediakan lahan relokasi sudah, menyiapkan anggaran untuk relokasi. Ini masih tahap musyawarah dengan warga agar bersedia direlokasi,” jelasnya.

Dia membeberkan, lokasi rencana relokasi berada di Pongangan, Kecamatan Gunungpati. Di sana, ada lahan peternakan yang dikelola Dispertan. Namun, jika warga menginginkan aset pemkot lain, pihaknya akan mengusahakan atas petunjuk Wali Kota Semarang.

Baca Juga  Kasus ISPA di Semarang Masih Mendominasi, Dinkes Ingatkan Warga Jaga PHBS

“Keinginan mereka tidak jauh dari rumah mereka. Ini juga pemkot tentu atas petunjuk wali kota sedang mengusahakan tempat mana yang sesuai harapan,” ungkapnya.

Sebelumnya, TPA Jatibarang mengalami kebakaran dua kali dalam sepekan. Pertama, Senin (18/9) lalu. kebakaran terjadi di zona pasif atau zona eks narpati yang digunakan untuk pengolahan gas methan. Kemudian, pada Jumat (22/9), kebakaran kembali melanda area TPA yakni di kandang sapi milik warga setempat. Tiga sapi mati terbakar.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta standar operasional prosedur (SOP) keluar masuk TPA Jatibarang diperketat meminimalkan kejadian serupa.

Dia menduga kebakaran yang kedua terjadi di area TPA berawal dari adanya putung rokok. Oleh karena itu, dia meminta SOP keluar masuk TPA lebih diperketat. DLH harus tegas dan melakukan pemeriksaan setiap orang yang masuk TPA. Dipastikan, orang tidak membawa rokok saat memasuki TPA.

Baca Juga  USM Hadir sebagai Motor Penggerak Peradaban untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

“Mungkin (ada yang) buang putung rokok. Kondisi kaya gini rawan kebakaran. Padahal, ada peringatan no smoking area,” ujar Ita, sapaanya.

Di sisi lain, kebakaran di TPA Jatibarang yang terjadi pada Senin (18/9) lalu hingga kini masih proses pendinginan. Pendinginan dilakukan dengan helikopter water bombing milik BNPB yang dikerahkan mulai Sabtu (23/9) lalu. (AHP)

Back to top button