Pemkot dan Bank Jateng Salurkan Bantuan Sumur Artetis

inilahjateng.com (Semarang) – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bekerjasama dengan Bank Jateng melalui dana corporate social responsibility (CSR) memberikan bantuan sumur artetis di beberapa lokasi di Kecamatan Gunungpati.
Ada tiga lokasi yang disasar untuk menerima bantuan pembuatan sumur artetis, yakni Kelompok Tani Kebun Durian Malika RW 1 Cepoko, Kampung Siroto RW 10 dan Kampung Malon RW 06, Kecamatan Gunungpati.
Tempat-tempat memiliki potensi yakni sentra penghasil durian dan sentra batik warna alam.
Secara simbolis bantuan diserahkan langsung oleh Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu kepada warga di tiga lokasi, Senin (7/10/2024) petang.
Bantuan yang diberikan untuk kelompok tani Malika bertujuan untuk melestarikan pohon durian Malika yang hanya tinggal satu-satunya di Kota Semarang dan berusia sekitar 250 tahun.
Ita, sapaan akrabnya, menyebut tidak hanya sumur artetis, kelompok ini juga mendapatkan penangkal petir untuk melindungi pohon durian Malika tersebut.
“Jadi tidak hanya sumur artetis tapi juga ada penangkal petirnya khusus di Durian Malika, karena ini tinggal satu pohon yang usianya 250 tahun. Jadi agar tidak mati terkena petir. Kelompok tani juga mengembangkan bibitnya yang jumlahnya sekitar 2 ribu pohon,” kata Ita usai menyerahkan bantuan di Kampung Siroto Gunungpati, Senin (7/10/2024) petang.
Tak hanya pembangunan sumur artetis, Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Disperkim) Kota Semarang juga menyambungkan sumur artetis lengkap dengan penyiraman otomatis disetiap pohon selama 10 menit.
Dengan caranya ini, menurutnya akan lebih efektif dan hemat listrik dalam melakukan penyiraman.
“Dari pengelolanya menjelaskan dengan sistem sekarang biasanya token 100 ribu habis tiga hari, sekarang dua minggu belum habis. Manfaatnya langsung terasa. Kedua, sistem berkelanjutan, pohon durian membutuhkan air,” jelasnya.
Sementara bantuan yang diberikan di Kampung Siroto khususnya RW 10 ini diberikan untuk mencukupi kebutuhan air bersih.
Apalagi, saat ini kampung tersebut telah mendapatkan surat keputusan (SK) sebagai kampung tematik durian.
“Jadi air ini tentu sangat dibutuhkan selain untuk kebutuhan sehari-hari juga penyiraman durian. Selain itu juga disambungkan ke rumah-rumah warga, karena disini kadang kesulitan air,” ungkap Ita.
Kemudian, bantuan sumur artetis di Kampung Malon diberikan untuk mendukung sentra batik warna alam. Ita mengatakan, pemberdayaan masyarakat memang didorong.
Namun, jika tidak ada anggaran APBD, pihaknya berupaya mencarikan solusi melalui dana CSR.
“Bantuan lainnya di Kampung Malon. Disana sentra batik. Jadi, pencelupan dan sebagainya membutuhkan air. Alhamdulillah Bank Jateng bisa memberinan CSR sumur bor,” tuturnya.
Kepala Disperkim Kota Semarang, Yudi Wibowo mengatakan, bantuan penyambungan sumur artetis di Kampung Siroto, Kelurahan Gunungpati mencakup 200 sambungan rumah dengan nilai sekitar Rp 140 juta.
Sementara, di Kebun Durian Malika, pihaknya membuat penyambungan antarpohon.
Meski demikian, sumur artetis juga bisa dimanfaatkan masyarakat dengan kesepakatan bersama.
“Sama seperti yang lainnya di Kampung Malon, bantuan sumur artetis dari Bank Jateng ini digunakan untuk mengairi 80 – 100 sambungan rumah. Rata-rata besaran bantuan sama yakni Rp 140 juta,” tandas Yudi. (LDY)