Pemkot Semarang Minta Semua Stakeholder Ikut Terlibat Entaskan Stunting

inilahjateng.com (Semarang) – Pemerintah Kota Semarang berharap semua stakeholder yang ada di Kota Semarang ikut terlibat dalam mengentaskan stunting.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu bahkan memberikan pujian kepada Pimpinan Daerah Muhammadiya (PDM) Kota Semarang karena terlibat dalam penurunan angka stunting di Ibu Kota Jawa Tengah.
Hal itu disampaikan Ita, sapaan akrabnya saat menghadiri apel akbar Milad Muhammadiyah ke-111 bertajuk “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta” di halaman Balai Kota Semarang, Minggu (10/12/2023).
Dalam kesempatan itu, Ita mengapresiasi keterlibatan Muhammadiyah utamanya kelompok Aisyiyah karena langsung memberikan perhatian kepada putri-putri remaja dan calon ibu utamanya wanita hamil.
Menurutnya, hal ini adalah langkah awal yang tepat untuk pencegahan anak stunting.
“Komitmen perjuangan stunting Muhammadiyah sangat luar biasa. Kami atas nama Pemkot Semarang dan masyarakat mengucapkan terima kasih untuk komitmen pencegahan stunting. Pada saat sekarang keluarga besar Muhammadiyah sudah sangat membantu, mensupport kami, saling sinergi, utamanya Aisyiyah yang sudah membantu dalam upaya penurunan stunting dan pencegahan penanganan HIV/AIDS,” katanya di sela-sela kegiatan.
Ia berharap, PDM Muhammadiyah Kota Semarang bisa terus berkomitmen dalam mendukung program prioritas Pemerintah Kota (Pemkot), utamanya penanganan stunting. Hal ini senada dengan tujuan Pemkot Semarang untuk zero stunting di tahun 2024.
“Kami berharap bisa semakin masif dilakukan, karena Pemkot Semarang berharap 2024 bisa zero stunting. Nah tentu dari keluarga besar Muhammadiyah bisa mendorong mewujudkan itu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ita menjelaskan, saat ini ada 916 anak dalam kondisi stunting di Kota Semarang.
Jumlah itu sudah turun dari angka 932 anak. Meski demikian, Ita terus mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang untuk terus memberikan perhatian khusus bagi remaja-remaja putri untuk selalu menjaga pola hidup yang baik.
“Karena memang bahwa stunting tidak hanya dari anak. Tetapi harus dimulai dari remaja putri, calon pengantin, pengantin, ibu hamil. Ibu hamil kita prioritaskan karena kalau tidak kita prioritaskan nanti anaknya akan stunting. Jadi yang stunting anaknya sudah sembuh, tapi kalau dari ibu kemudian melahirkan, ada anak stunting lagi. Jadi ini terus menerus justru kita ini pendekatan kepada ibu-ibu atau calon ibu untuk pencegahan KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia,” tandasnya. (LDY)