
inilahjateng.com (Kendal) – Harga kebutuhan pokok selama Ramadhan menjadi perhatian utama masyarakat, khususnya Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi.
Untuk memastikan harga bahan pokok tetap terkendali, Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, turun langsung ke pasar tradisional di kecamatan Boja, Kendal, guna memantau kondisinya, Jumat (07/03/2025) pagi.
Ahmad Luthfi bersama rombongan didampingi Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari dan Wakil Bupati Kendal, Benny Karnadi.
Lutfi mengunjungi pasar Boja karena ingin memastikan tidak ada lonjakan harga yang berlebihan dan stok bahan pangan yang tetap aman bagi masyarakat.
“Tentunya setelah mengunjungi beberapa pasar dibeberapa daerah, pagi ini saya kunjungi pasar Boja yang ada di Kendal. Saya juga ingin memastikan bahwa stok bahan pokok aman dan tidak ada lonjakan yang tinggi pada harga bahan pokok karena ini jadi perhatian khusus buat saya,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfi saat mengunjungi Pasar Boja.
Lutfi juga berdialog dengan sejumlah pedagang terkait kenaikan harga bahan pokok.
Sejumlah bahan pokok seperti bawang merah, bawang putih dan cabai mengalami kenaikan harga.
“Harga bahan pokok memang ada kenaikan tapi tidak terlalu signifikan. Kenaikannya pada bawang merah, bawang putih dan cabai. Itupun masih dalam batas wajar karena permintaan meningkat saat Ramadan,” jelasnya.
Lutfi menerangkan, pemerintah Jawa Tengah akan terus memantau harga pangan setiap hari di pasaran agar tidak terjadi gejolak atau kelangkaan stok bahan pokok di pasar.
“Kita akan terus memantau harga pangan atau kebutuhan pokok di pasar-pasar setiap harinya selama Ramadhan. Jangan sampai ada gejolak stok bahan pokok kosong,” terangnya.
Lutfi juga menegaskan apabila ada lonjakan harga kebutuhan pokok yang tidak wajar, dirinya memastikan akan segera mengambil tindakan tegas.
Pemprov Jateng sudah bekerja sama dengan Polda Jateng untuk mengawasi distribusi bahan pangan dan mencegah praktik penimbunan.
“Kami pastikan tidak boleh ada pedagang atau distributor yang bermain-main dengan stok pangan maupun harganya.
Pengawasan ketat akan dilakukan Pemprov Jawa Tengah dan Polda Jawa Tengah, kalau sampai ada yang memainkan harga pangan atau stok, maka kita akan mengambil tindakan tegas,” tegasnya.
Pemerintah Propinsi Jawa Tengah juga siap melakukan operasi pasar jika ada ada lonjakan harga yang drastis.
“Pasti akan kita lakukan operasi pasar kalau nanti ada lonjakan harga yang drastis. Supaya nantinya harga bisa stabil,” terangnya.
Selain mengecek harga dan stok kebutuhan pokok, Gubernur Jawa Tengah juga mengecek kondisi pasar Boja.
Gubernur Jateng meminta agar Pemkab Kendal segera melakukan revitalisasi Pasar Boja demi kenyamanan pedagang maupun pembeli.
“Prinsipnya itu perlu revitalisasi pasar Boja. Kebetulan disini ada Ibu Bupati Kendal dan Pak Wakil Bupati, nanti didorong untuk revitalisasi pakai anggaran perubahan,” tambahnya.
Dengan revitalisasi pasar itu, diharapkan, kondisi sarana pendukung perekonomian di wilayah itu bisa lebih baik.
“Kalau pasar sudah direvitalisasi itu kan jadi bagus sehingga pasarnya lebih representatif untuk masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari mengatakan Pemkab Kendal akan mengalokasikan anggaran revitalisasi Pasar Boja melalui anggaran perubahan.
“Insha Allah pada anggaran perubahan nantinya bisa dianggarkan, tahun ini akan ada pelaksanaan revitalisasi Pasar Boja,” kata Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari kepada awak media.
Bupati menjelaskan, pasar Boja perlu direvitalisasi terutama pada bagian atapnya dan saluran pembuangan air, agar memberi kenyamanan bagi pedagang dan pembeli.
“Ini memang yang perlu direvitalisasi itu bagian atapnya dan saluran pembuangan air. Tentunya ini bisa memberi kenyamanan bagi pedagang dan pembelinya,” jelasnya.
Mbak Tika sapaan akrab Bupati Kendal menerangkan peremajaan fisik pasar tersebut diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp 2 miliar.
Untuk diketahui, Pasar Boja yang merupakan pasar tipe A yang mampu menampung 1.142 pedagang.
Omzet perputaran ekonomi di pasar tersebut diperkirakan mencapai kurang lebih Rp 22,935 miliar perbulan, dan setiap tahunnya sebesar kurang lebih Rp 275,266 miliar.
“Yang jelas untuk merevitalisasi Pasar Boja dibutuhkan anggaran sebesar Rp 2 miliar karena pasar Boja merupakan tipe A dengan jumlah pedagang 1.142. Untuk omzet pasar mencapai kurang lebih Rp 22,935 miliar perbulan, dan setiap tahunnya sebesar kurang lebih Rp 275,266 miliar,” pungkasnya. (Ind)