Jateng

Pengelolaan Sampah di Semarang Perlu Dievaluasi

inilahjateng.com (Semarang) – Sejumlah tempat penampungan sementara (TPS) di Kota Semarang mengalami penumpukan sampah dalam tiga hari terakhir.

Hal ini terjadi akibat kerusakan alat berat eskavator di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Darupono, yang menghambat pengangkutan sampah dari TPS.

Permasalahan ini menyoroti urgensi evaluasi pengelolaan sampah di Kota Semarang.

Saat ini, Kota Semarang memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 tahun 2012 yang mengatur tentang pengelolaan sampah serta serta Peraturan Wali Kota (Perwal) Semarang Nomor 4 tahun 2024 tentang Rencana Induk Pengelolaan Sampah.

Namun, implementasinya masih menghadapi kendala.

Rencana pengolahan sampah menjadi energi listrik di TPA Jatibarang bukan solusi satu-satunya.

Jika hanya mengandalkan pengelolaan di hilir, volume sampah yang terus meningkat berpotensi melampaui kapasitas yang tersedia.

Baca Juga  Mobil Travel Terbakar di Sragen, Delapan Orang Terluka

Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Dini Inayati menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari sumbernya.

Menurutnya, alokasi anggaran harus diperkuat untuk komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada masyarakat agar mereka dapat memilah dan mengolah sampah secara mandiri.

“Tidak cukup hanya sosialisasi, tetapi harus ada pendampingan dan fasilitasi, sampah organik yang terpilah, misalnya, bisa diolah menjadi kompos, eco-enzyme, atau pupuk organik cair,” kata Dini di Komisi C DPRD Kota Semarang, Rabu (5/2/20205).

Ia juga menegaskan membangun budaya pengelolaan sampah sejak dari sumber merupakan investasi jangka panjang.

Oleh karena itu, anggaran untuk edukasi dan pendampingan seharusnya tidak kalah besar dibandingkan anggaran infrastruktur.

“Perlu juga ada anggaran untuk edukasi dan pendampingan untuk pengelolaan sampah ini,” tuturnya.

Baca Juga  Pelaku Perusakan Gedung dan Mobil Diduga ODGJ, Pemkot Solo Tanggung Perbaikan

Selain itu, dengan keterbatasan sumber daya di Dinas Lingkungan Hidup, diperlukan kolaborasi dengan perguruan tinggi dan komunitas masyarakat yang memiliki komitmen terhadap pengelolaan sampah berbasis sumber.

Dengan semakin menumpuknya sampah di berbagai TPS, permasalahan ini memerlukan solusi yang cepat dan berkelanjutan.

Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efektif agar Kota Semarang terbebas dari ancaman krisis sampah di masa depan.

“Kolaborasi pemerintah dan masyarakat ini harus ada agar terbebas dari krisis sampah di masa depan,” pungkasnya. (LDY)

Back to top button