Pengusaha Ketering Asal Sukoharjo Tertipu Hampir Rp1 Miliar

inilahjateng.com (Sukoharjo) – Dua pengusaha ketering asal Sukoharjo, tertipu pesanan ketering yang dikirim ke Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.
Akibatnya, kedua usaha ketering Vio Asal Baki dan Adila asal Tawangsari merugi hingga mencapai hampir Rp1 miliar.
Pemilik Vio Ketering asal Baki, Kusnadi Slamet Widodo mengatakan, semula ia mendapatkan pesanan dari temannya bernama Eko untuk mengirim makanan dan takjil selama bulan Ramadan di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.
Jumlah yang mereka kirim sebanyak 800 paket makanan setiap hari yang dibagi oleh kedua usaha ketering itu.
“Dibagi dua, saya 400 sana 400. Pembagiannya paket nasi 400, takjil 400. Saya tidak tahu kalau diprank sama Eko, saya kirim,” kata Kusnadi saat ditemui awak media di Mapolresta Solo, Sabtu (20/4/2024).
Kusnadi yang sehari-hari pedagang angkringan merasa senang mendapatkan pesanan itu.
Ia pun langsung mencari utangan untuk memenuhi pesanan tersebut.
Sementara usaha ketering satunya yakni milik mertua Eko, warga Tawangsari.
Dalam perjanjian dengan Eko, pembayaran akan dilakukan setiap 7 hari lalu ia mengirim nota, selang 3 hari uang cair.
Namun ditengah jalan, Eko mengatakan jika ada masalah di TU sehingga belum bisa mencairkan uang pembayaran.
“Pada hari Kamis (11/4/2024), saya diundang ke Masjid Zayed untuk pembayaran. Di sana Eko datang sama mertuanya. Eko menunggu di pinggir jalan, lalu pamitan ke WC dan sudah tidak dikembali lagi, menghilang. Lalu sudah tidak bisa dikontak,” ucapnya.
Dia mengaku belum mendapatkan pembayaran atas pesanan itu. Padahal ia harus mencari utangan untuk memenuhi pesanan tersebut.
Kusnadi menyebut, Eko sendiri sudah diamankan setelah bersembunyi di Ngawi.
Dari hasil pengakuan Eko, Kusnadi menuturkan jika teman masa kecilnya itu mengaku tidak mendapatkan job atau pesanan dari Masjid Zayed.
Hal tersebut membuatnya malu. Sebab, dia ditagih-tagih untuk melunasi utang.
“Saya pinjam orang semua, saat ini ditagih terus. Saya malu juga sama tetangga,” jelasnya.
Mertua Eko, Supodo mengakui jika dirinya juga tertipu oleh menantunya. Padahal ia harus berutang untuk memenuhi pesanan itu. Sehari-hari, ia berjualan Mie di Semarang.
“Modal saya itu berjibaku utang ke pasar, tetangga. Di situ minta jatuh temponya sebelum lebaran, tapi saya belum bisa melunasi,” ungkap Supodo.
Sementara itu, pengacara korban, Kalono mengatakan, kasus ini tidak ada hubungannya dengan Masjid Zayed Solo.
Kedua usaha ketering itu kena prank oleh Eko yang tidak memiliki hubungan apapun dengan kepengurusan Masjid Zayed.
“Pesannya selama 28 hari. Total kerugiannya kedua ketering itu sekitar Rp960 juta,” kata Kalono.
Terpisah, Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi membenarkan adanya informasi dugaan penipuan tersebut.
“Memang sampai kemarin itu salah satu warga berinisial S datang ke Satreskrim Polresta Solo untuk laporan. Dia merasa dipesani (takjil) oleh E (pelaku),” tandas Iwan. (DSV)