Jateng

Perajin Gerabah Jepara Kecipratan Berkah Dandangan di Kudus 

inilahjateng.com (Jepara) – Perajin gerabah kecipratan berkah atas semaraknya kegiatan Dandangan di Kudus yang dihelat sejak 1 Maret 2024 lalu.

Mereka menerima banyak pesanan dari para pedagang dolanan tradisional yang berjualan di tradisi dandangan.
Dolanan tradisional dari tanah liat tersebut memang menjadi permainan tradisional yang ikonik pada saat puasa atau menjelang puasa.
Selain itu sangat disukai anak-anak tempo dulu untuk bermain masak-masak.
Dengan cat warna-warni, remitan masih laris diburu anak-anak menjelang puasa.
Ternyata, penghasil produk remitan berasal dari Desa Mayong Lor, Kecamatan Mayong, Jepara.
Sukati (55), perajin remitan di Dukuh Krajan, Mayong Lor membenarkan adanya lonjakan pesanan di event dandangan tahun ini.
Wanita yang sudah puluhan tahun membuat remitan ini mengku menerima pesanan hingga 10 ribu biji untuk tiap bakul.
Padahal, Sukati memiliki sekitar 9 bakul pedagang. Tak heran, ia sampai menambah satu tenaga kerja lagi untuk mengejar target pesanan.
“Sebenarnya setiap hari masih membuat remitan, kalau ada ramai-ramai dandangan ini, pesannya bertambah banyak,” ungkap Sukati, Rabu (6/3/2024).
Dalam membuat remitan, Sukati dibantu dua orang. Satu orang yang memilin tanah membentuk remitan (mbubut, red), satu orang lainnya mengeringkan dan membakar di tungku.
Dalam sehari, satu tenaga mbubut mampu memproduksi 500 biji remitan. Pekerjaan itu hanya dilakukan sejak pukul 07.00 WIB pagi hingga 12.00 WIB siang hari.
Sukati memproduksi remitan dalam bentuk setengah jadi. Setelah dibakar dan dikeringkan, akan disetor ke pengepul untuk proses cat dan finishing.
Kreweng-kreweng yang sudah jadi kemudian baru disetorkan ke pedang di pasaran dan dandangan.
“Remitan yang setengah jadi kami jual Rp 300 ribu per seribu biji. Kalau sudah diwarnai, bisa sampai satu juta per seribu biji,” kata Sukati, sambil membuat remitan dengan tenaga manual.
Ia menjelaskan, setidaknya ada 15 jenis remitan yang dibuat. Mulai dari kendil, dandang, gentong, gelas, keren atau pawon, paso, kuali, wajan, senik atau ceting, piring, doglak, teko, cangkir, kekep atau tutup paso hingga mangkok.
“Biasanya anak-anak suka kalau sudah dicat warna warni,” terangnya. (NIF)
Baca Juga  SPMB Sragen, Kuota Afirmasi Tidak Terpenuhi Diisi Kuota Kuota Tambahan Jalur Domisili 
Back to top button