Jateng

Peringatan Lebaran Ketupat, Warga Jepara Arak Hewan Ternak dan Hasil Bumi

inilahjateng.com (Jepara) – Dalam rangka memperingati lebaran ketupat, warga Desa Geneng, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara menggelar Festival Pangangon pada Senin, (7/4/2025).

Nampak ribuan warga setempat antusias memeriahkan festival tahunan sepekan setelah Idulfitri ini.

Mereka mengikuti beragam acara, mulai dari khataman Al-Qur’an, kirab rojo koyo, dan berdo’a bersama di Punden.

Festival pangangon ini merupakan agenda ketiga kali setelah puluhan tahun tidak terlaksana.

Ketua Panitia Festival Pangangon Desa Geneng, Kecamatan Batealit, Muhammad Agus Riyan Ardiansyah menyampaikan, selain sebagai momentum silaturahmi seluruh warga Desa Geneng, festival ini dilaksanakan untuk melestarikan kearifan lokal.

Festival ini sebagai wujud syukur masyarakat Desa Geneng atas pemberian Tuhan melalui rojo koyo disektor pertanian, peternakan, dan perkebunan.

Baca Juga  Walikota Semarang Diminta Tinjau Ulang Kebijakan Efisiensi

“Desa Geneng memiliki kebudayaan yang beragam. Festival ini sebenarnya sudah pernah ada sejak dulu, tapi sempat vakum akhirnya dilaksanakan lagi untuk ketiga kali ini. Rangkaian kegiatan ini tidak lain untuk sebagai syukur kepada Tuhan karena telah memberikan kemajuan di Desa Geneng,” jelas Agus.

Tak hanya melakukan arakan hasil bumi, warga Desa Geneng juga mengarak hewan ternak seperti, sapi dan kerbau.

Hewan ternak tersebut kemudian mendapat pengecekan kesehatan serta vaksin secara gratis.

“Pengecekan dilakukan bagi seluruh peternak di Desa Geneng,” imbuhnya.

Adapun makna dari kata ‘Pangangon’ ini, kata Agus, diambil dari bahasa ‘Angon’ yang berarti mengembala.

Di mana mayoritas warga Desa Geneng memiliki pekerjaan sebagai peternak dan petani.

Baca Juga  Mudik Gratis, Wagub Jateng Lepas 609 Pemudik dari Pasar Senen ke Semarang

Sehingga, hasil bumi ini disedekahkan agar dalam setahun ke depan, para peternak dan petani diberi kelancaran dan keberkahan.

“Kami ingin terus melanjutkan tradisi ini. Apapun itu yang sekiranya sudah menjadi budaya dan baik bagi masyarakat, maka harus dilestarikan,” tutupnya. (NIF)

Back to top button