Jateng

Peringati Hari Bela Negara Melalui Pelestarian Budaya

inilahjateng.com (Sragen) – Sekolah Menengah Kejuaraan (SMK) di Plupuh, Kabupaten Sragen peringati Hari Bela Negara melalui pelestarian budaya, Kamis (19/12/2024).

Kegiatan bertajuk Gelar Karya Ekspresi Budaya dan Pojok Batik ini mengajak para pelajar melestarikan budaya yang merupakan bagian dari sikap bela negara.

Kepala SMK Negeri 1 Plupuh, Sri Eka Lelana mengatakan mengatakan kegiatan ini hari ini dalam rangka hari bela negara. Bela negara dalam hal ini menjaga kelestarian bangsa dan negara.

“Di sini konsepnya adalah kita mencoba nguri-uri budaya adiluhung yang ada di Negara Indonesia utamanya yang berada di wilayah Kecamatan Plupuh yakni Batik dan juga kesenian tradisionalnya,” kata Sela sapaan akrabnya.

Baca Juga  UNDIP Lantik 316 PNS dan 10 Pejabat Baru, Rektor Tekankan Kolaborasi Global

Mengasah kemampuan siswa-siswinya, pihaknya menyiapkan Pojok Batik.

Pihak sekolah menyediakan sarana untuk membatik hingga guru untuk belajar membatik.

“Pojok batik bisa diakses setiap hari, jadi siapapun siswa yang akan belajar kita siapkan tempat hingga guru. Dengan harapan batik yang ada di kecamatan plupuh semakin mendunia dengan kreasi dan motif yang terus berkembang,” imbuhnya.

Dalam kegiatan itu, pihaknya juga menggelar gelar karya yaitu menampilkan produk-produk inovatif dan kreatif dari siswa-siswi dan guru.

Produk itu dikumpulkan di showroom sekolah bernama Gold Fashion Butik SMK Negeri 1 Plupuh yang baru di launching hari ini.

“Ini istilahnya market hasil produk utamanya tata busana di sekolah juga digunakan untuk menampung produk-produk batik hasil kerajinan atau pengrajin batik di Kecamatan Plupuh,” kata Sela.

Baca Juga  Idul Adha Jadi Momen Meningkatkan Solidaritas dan Toleransi di Semarang

Dengan begitu pihaknya  berharap akan ada sinergi dan kerjasama antara sekolah dengan pengrajin batik dan batin Plupuh bisa mendunia.

Sekolah juga menggelar karya ekspresi budaya, tiap siswa bebas menampilkan seni budaya maupun berpakaiannya ala tokoh wayang Punokawan atau karakter wayang lainnya.

Pojok Batik ini disambut baik Aditya Bima (16) siswa kelas 12 TKL.

Ia mengatakan adanya Pojok Batik bisa anak-anak muda sekarang memahami kearifan lokal dan tradisional.

“Kalau menurut saya sendiri pojok batik itu membuat kita anak-anak muda sekarang bisa memahami kearifan lokal dan tradisional, jadi baik sekali,” kata dia.

Ia sendiri merasa tidak kesulitan saat mencoba membatik dengan malam, sebab kemampuan membatik didapatkannya dari sang nenek yang memiliki usaha batik.

Baca Juga  Terkait Laporan Jokowi, BSJL Gandeng Advokat Asri Purwanti dalam Pemeriksaan Saksi

“Sudah mencoba, ini karena canting sudah modern terbuat dari solder kita tidak perlu untuk meniup jadi menunggu panas langsung di batik jadi tidak ada kesulitan,” kata dia. (MPM)

Back to top button