Jateng

Pertama di Indonesia, Warga di Semarang Ini Open House Tiap Tahun Baru

inilahjateng.com (Ungaran) – Acara open house umumnya diberlakukan pada saat Lebaran Idul Fitri. Tapi, tidak bagi warga di Dusun Tugu, Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Warga setempat, justru menyelenggarakan open house bertepatan dengan tahun baru Masehi.

Kepala Desa Bener, Saefudin mengatakan tradisi open house bersamaan pergantian tahun baru yang digelar setiap tanggal 1 Januari itu telah berlangsung lama.

Open house, lanjutnya juga sarana memperkuat jalinan silaturahmi serta memupuk semangat toleransi beragama.

“Karena warga sini mayoritas Kristen. Jadi, saat rangkaian Natal sampai tahun baru dibuka open house untuk warga beragama lain. Sebaliknya, saat umat muslim merayakan Idul Fitri warga non muslim berkunjung ke rumah-rumah mereka,” terangnya kepada inilahjateng.com, Rabu (1/1/2025).

Baca Juga  Cegah Radikalisme Pada Generasi Muda,Ini Langkah Pemkot Semarang bersama Yayasan Anantaka

Ia menambahkan, tradisi open house itu telah dijalankan lama oleh nenek moyang dan warga saat hanya meneruskan tradisi yang ada.

Secara umum, open house tahun baru itu tidak ada beda dengan lebaran Idul Fitri warga menyuguhkan aneka macam kudapan dan penganan bagi tamu yang berkunjung.

Saefudin menjelaskan, jumlah total penduduk Desa Bener sebanyak 274 kepala keluarga yang tersebar pada empat RT.

Meski demikian, open house bukan saja diikuti warga lingkungan melainkan pula saudara, kerabat, sahabat, dan teman dari daerah lain seperti Kota Salatiga dan Boyolali.

“Mereka tamu asal luar kota biasanya sengaja berkunjung di tempat saudaranya sekaligus ingin merasakan tradisi open house saat tahun baru. Acara ini cuma berlangsung sehari dihari pertama tahun baru setiap tahunnya maksimal sampai pukul 23.00 WIB,” katanya.

Baca Juga  Ajari Siswa Berpikir Kritis, Sekolah di Kabupaten Semarang Gunakan AI dalam Pembelajaran

Selain open house kata dia, karena warga berasal dari agama berbeda pada momen libur Natal dan Tahun Baru yang beragama Islam berkeliling lingkungan serta ikut menjaga rumah warga non muslim yang ditinggal mudik.

Sebaliknya, pada saat musim libur Lebaran Idul Fitri gantian menjaga rumah warga muslim yang mudik.

Kepala Dusun Tugu, Sri Nanda bercerita semula tradisi open house seusai malam pergantian tahun baru Masehi diawali oleh warga berkunjung antar rumah. Saat itu, tamu paling jauh datang dari tetangga desa.

“Tapi sekarang tradisi ini mulai bergeser, para tamu yang hadirpun banyak yang dari kecamatan dan kota kabupaten sekitarnya. Warga asli Tugu sendiri sampai tidak bisa keluar rumah pada tanggal 1 Januari karena banyaknya tamu yang datang,” ujarnya. (RIS)

Back to top button