Petani Rugi Rp50 Juta Sekali Musim, Dampak Normalisasi Sungai Beringin

inilahjateng.com (Semarang) – Normalisasi Sungai Beringin di Kecamatan Tugu Kota Semarang rupanya berdampak buruk bagi petani di Kelurahan Mangkang Wetan dan Kelurahan Mangunharjo.
Anggota Kelompok Tani Margo Utomo Mangkang Wetan, Khayat mengaku semenjak adanya normalisasi Sungai Beringin memang banjir dan limpasan sudah tidak lagi menghantui wilayah tersebut.
Namun rupanya saluran irigasi ke sawah para petani terhambat.
“Kendala ini air tidak bisa masuk ke sawah ke saluran irigasi makanya dari pihak petani minta ke dinas pertanian supaya air bisa masuk ke sawah. Semenjak ada normalisasi ini semakin parah kondisinya,” keluh Khayat saat ditemui di Mangkang Wetan, Selasa (31/12/2024).
Khayat yang memiliki lahan sawah seluas 2,5 hektar ini mengaku tidak bisa panen tiga kali dalam setahun. Bahkan ia mengalami kerugian hingga Rp 50 juta per musim panen.
“Kerugiannya besar sampai Rp 50 juta per musim kalau dikalikan 2 musim sangat lumayan bagi kami,” ungkapnya.
Ia berharap, pemerintah bisa memperhatikan hal tersebut dengan membuat bendungan permanen.
Pasalnya, selama ini para petani swadaya untuk membuat bendungan gerak agar air sungai bisa mengalir ke area persawahan.
“Selama ini pake bendungan gerak jadi kalau kena banjir ya hilang pake karung. Keinginan kami dibuat bendungan permanen, jadi tidak sekali musim tanam kami buat bendungan gerak itu habis 20 jutaan untuk bendungan gerak, kami iuran sendiri,” paparnya.
Menurutnya, lahan yang terdampak di Mangkang Wetan ada sekitar 30 hektar dan di Mangunharjo ada sekitar 40 hektar.
“Harapannya dibuatkan bendungan yang permanen tidak perlu tinggi yang penting air bisa mengalir ke sawah,” harapnya. (LDY)