Jateng

Pilkada Solo 2024, Bakal Calon Mulai Unjuk Gigi 

inilahjateng.com (Solo) – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo makin diperbincangkan masyarakat. Sejauh ini bakal calon wakil walikota Solo dari PDIP mulai unjuk gigi.

Salah satu tokoh Kota Solo yang maju mendaftar sebagai bakal calon wakil walikota melalui PDIP Dr BRM Kusumo Putro.

Secara diplomatis, pengacara yang sudah menjadi kader PDIP selama 20 tahun ini mengaku nekat maju pilkada Solo berangkat dari keprihatinan masalah sosial yang masih ada di kota Solo.

“Kami masih melihat banyak masalah sosial yang belum selesai di Kota Solo, seperti angka kemiskinan tinggi. Selian itu kami ingin mengembalikan kota solo sebagai The Spirit of Java, sebagai kota budaya yang menjaga kekhasan Indonesia yang kaya budaya,” ucap Kusumo, Jum’at (26/4/2024).

Baca Juga  Youth Forum RRI Bangkitkan Kepemimpinan Hijau Anak Muda Semarang

Kusumo yang juga dikenal sebagai tokoh budaya ini tentu saja mengambil sejumlah filosofi budaya dalam visi misinya membangun kota Solo.

“Sebagai langkah keseriusan kami sebagai calon pemimpin kota Solo, kami awali dengan simbol simbol budaya saat kami mengembalikan formulir nanti. Harapan dan pesan moral kami agar masyarakat bangga menjadi warga Solo yang berbudaya,” ujar Kusumo.

Secara lugas Kusumo memaparkan saat mengembalikan formulir pendaftaran di DPC PDIP ia akan membawa simbol budaya.

Seperti dua tokoh wayang yakni Bima yang digambarkan sebagai tokoh yang tegas, memiliki kekuatan melindungi keadilan dan kebenaran, pemberani dan sabdo pandita ratu.

Juga tokoh Kresna yang menjadi simbol kewibawaan, kebijaksanaan, kejujuran konsistensi, menghargai, adaptif dan menjadi panutan.

Lalu diiringi rombongan pendukung yang terdiri barisan dengan lantunan ayat Al Qur’an sebagai janji pada Tuhan agar saat mendapatkan amanah bisa menjalankan dengan baik dan berkah.

Baca Juga  Pemenang Lelang Parkir Pasar Mulai Beroperasi Juni

Diikuti juga barisan warok, prajurit bregodo, penari sanggar budaya, dan berbagai macam lintas komunitas, yang diartikan dukungan budaya dan masyarakat.

“Ini menjadi momentum awal pemilihan pemimpin kota Solo. Siapapun yang nanti akan terpilih sebagai pemimpin kota solo harus menjaga budaya, toleransi dan memakmurkan kota Solo yang majemuk,” tegas Kusumo.

Sementara itu, seorang akademisi yang juga menjabat dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Univet Bantara Sukoharjo, Yoto Widodo mengatakan, peta pilkada tahun ini tidak bisa diprediksi dengan mudah, pasalnya tidak ada tokoh menonjol.

“Pilkada nanti tidak bisa diprediksi, jadi siapapun bisa berpeluang. Masyarakat akan melihat ketokohan dan sejauh mana pergerakan politik,” kata Yoto.

Baca Juga  Terkait Kasus Suap Eks Wali Kota Semarang, Mantan Camat Sebut Ada Dana ke APH

Disampaikan Yoto, memang dari segi aturan hanya PDIP yang memiliki peluang besar.

Hal tersebut lantaran bisa mencalonkan walikota tanpa harus berkoalisi.

Kendati demikian fakta yang muncul saat Pemilu kemarin juga sangat mempengaruhi.

“Kemenangan Prabowo Gibran sedikit banyak akan berpengaruh apalagi Gibran berada di barisan bukan PDIP, jadi harus dipertimbangkan suara partai lain seperti Gerindra dan lainnya,” imbuhnya.

Yoto menyoroti restu politik masih akan kuat, dalam hal ini rekomendasi yang artinya kedekatan calon dengan partai sangat menjadi pertimbangan, selain elektabilitas, moral, dan ketokohan.

“Karena walikota sebagai pimpinan yang bertujuan untuk mengabdi pada masyarakat bukan untuk kepentingan sesaat,” tegas Yoto. (DSV)

 

Back to top button