Pindah Sekolah, Siswa SMPN 16 Keluhkan Panas

inilahjateng.com (Semarang) – Pemindahan siswa SMP Negeri 16 Semarang telah dilakukan secara bertahap sejak Jumat (10/1/2025).
Dari pantauan inilahjateng.com di lapangan, sejak pukul 07.00-09.30 WIB siswa kelas 9 yang sudah pindah terlebih dahulu ke sekolah yang baru melaksanakan bersih-bersih kelas dan lingkungan sekolah.
Hal ini dilakukan agar para siswa nyaman di gedung sekolah yang baru saat proses belajar mengajar dimulai.
“Ini lagi bersih-bersih dari jam 07.00-09.30. Lalu dilanjutkan project membuat teknologi dan makanan,” kata Nadia Ulfah siswa kelas 9 SMPN 16 Semarang, Senin (13/1/2025).
Ulfah sendiri mengaku senang bisa pindah ke gedung sekolah yang baru.
Namun ia mengeluhkan di sekolah yang baru masih sedikit panas karena memang pepohonan yang ditanam belum tumbuh rindang.
“Masih sedikit panas, maunya adem dan lebih hijau,” tuturnya.
Ketika ditanya lebih memilih sekolah lama atau baru, Ulfah mengaku memilih sekolah yang baru karena lebih rindang dan lebih mudah saat naik turun Trans Semarang.
“Di sini susah kalau pulang nyebrang jalan raya padat dan pada ngebut. Kalau berangkat kan dianter langsung depan sekolah kalau pulang naik angkot,” bebernya.
Ia berharap, di gedung sekolah yang baru ini bisa dibuatkan jembatan penyeberangan orang (JPO).
Senada dengan Bintang Liga Mulya siswa kelas 9, mengaku gedung sekolah yang baru masih terasa panas saat diatas jam 10.00 WIB. Ia meminta agar penghijauan di area sekolah yang baru diperbanyak lagi.
Namun dirinya mengaku senang pindah ke sekolah yang baru karena dengan situasi yang baru bisa merasakan suasana dan pengalaman baru.
“Gedung mungkin sesuai harapan lebih luas dan ada lapangan besar jadi kalau ada event lebih enak. Kok ada keramik ditengah jadi kurang nyaman kalau event olahraga,” jelasnya.
Disinggung soal akses untuk pulang dan pergi, ia mengaku cukup membahayakan.
Apalagi sekolahnya yang baru berada di jalur tanjakan dan turunan yang selalu ramai.
Sehingga ia berharap ada pihak keamanan yang membantu dan mendampingi saat menyeberang jalan.
“Akses pulang pergi membahayakan karena jalur ramai khususnya turunan Silayur jadi harus hati-hati. Harapannya ada orang dewasa atau polisi dan satpam mendampingi menyeberang saat masuk,” tandasnya. (LDY)