PMK Muncul di Sukoharjo, Dispertan Perketat Pengawasan

inilahjateng.com (Sukoharjo) – Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertan) Kabupaten Sukoharjo mencatat dua kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi.
Menanggapi situasi ini, dinas terkait langsung mengambil langkah cepat dengan melakukan pemantauan intensif di pasar hewan Bekonang, Sukoharjo, Jum’at (3/1/2025).
Kepala Dispertan Sukoharjo, Bagas Windaryatmo, mengatakan pentingnya pengawasan terhadap lalu lintas ternak.
“Saat ini, ada eskalasi peningkatan kasus PMK. Kami berupaya mengamankan ternak di Kabupaten Sukoharjo agar terbebas dari penyebaran penyakit ini. Salah satu langkah utama adalah memastikan ternak yang menunjukkan gejala PMK segera ditangani dan dipulangkan untuk mencegah penularan,” katanya.
Menurutnya, pengawasan pasar hewan menjadi prioritas, mengingat jumlah ternak yang diperdagangkan menurun drastis hingga kurang dari setengah dari kondisi normal.
Bahkan, di beberapa pasar, aktivitas perdagangan mulai sepi.
Sehingga ia berharap pasar di Sukoharjo tidak sampai ditutup, asalkan pengawasan ketat terus dilakukan.
Sementara itu, menurut Dokter Hewan Erny Prasetyaningrum, gejala PMK pada sapi meliputi produksi air liur berlebihan, luka di mulut dan hidung, serta pincang akibat luka di kaki.
Ia mengimbau para peternak untuk segera melaporkan jika mendapati gejala tersebut.
“Peternak harus menjaga kebersihan kandang dan melaporkan gejala PMK ke dinas pertanian. Selain vaksinasi, kami juga menyarankan penggunaan ramuan alami seperti telur, gula jawa, dan kecap untuk menambah stamina ternak,” terangnya.
Adapun ketersediaan vaksin PMK masih terbatas, dengan hanya 250 dosis yang baru diterima pada akhir tahun 2024.
Tim kesehatan hewan yang terdiri dari 12 kelompok terus melakukan vaksinasi, pendataan, dan pengobatan ternak secara bergilir di berbagai wilayah.
Kondisi tersebut berdampak pada penjualan sapi. Kasiman, seorang peternak asal Grogol, mengungkapkan penjualan ternak turun hingga 70% dalam tiga minggu terakhir.
“Harga sapi potong turun 3-4 juta rupiah. Situasi ini sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Anto dari Adi Barep Farm, Polokarto.
Ia menyarankan agar peternak sementara tidak menerima sapi baru untuk mencegah penularan lebih lanjut.
“Penurunan penjualan mencapai 70-80%. Kami berharap wabah ini segera teratasi agar situasi pasar kembali normal,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Dispertan Sukoharjo mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada namun tidak panik.
Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, peternak, dan pedagang, diharapkan kasus PMK dapat segera diatasi tanpa menimbulkan dampak yang lebih luas. (DSV)