Polisi Minta Korban Penipuan Lomba Tari Segera Melapor

inilahjateng.com (Semarang) – Polda Jateng meminta para korban lain atas dugaan penipuan dalam event lomba tari tradisional dengan trophy Gubernur Jateng untuk segera melapor.
Terkait dengan hal tersebut, Ditreskrimum membuka posko pengaduan dengan menghubungi nomor hp 081575199299 (AKBP Agus Endro Wibowo Kasubdit 1 Kamneg) dan 081384988056 (AKBP Kolio Salisx Kanit 1 Kamneg).
Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto mengatakan, posko pengaduan tersebut dibuka agar korban lain segera melapor guna mengetahui total kerugian yang dialami dalam event yang batal tersebut.
Hingga saat ini, sambungnya, sudah ada empat korban yang memberikan laporan dengan estimasi kerugian rata-rata Rp5 juta per organisasi tari.
Dirinya menerangkan, dari data awal, terdapat 35 organisasi tari yang mengikuti lomba tersebut.
Jika setiap organisasi mengalami kerugian sekitar Rp5 juta, estimasi total kerugian bisa mencapai ratusan juta.
“Kami meminta bantuan agar para korban yang mengikuti event tari ini segera melapor kepada kami, supaya bisa diketahui jumlah kerugian secara keseluruhan,” ungkapnya di Mapolda Jateng pada Selasa (4/2/2025).
Dirinya mengungkapkan, pihaknya masih mengumpulkan data dan bukti terkait kasus ini.
Terkait dengan terlapor, polisi masih dalam tahap pencarian informasi lebih lanjut.
“Korban sudah diperiksa, terlapor belum dimintai keterangan, namun yang jelas, kami akan segera meminta keterangan dari pihak-pihak terkait,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Mei Sulistyoningsih, seorang dosen Universitas PGRI Semarang (Upgris), dilaporkan ke Polda Jawa Tengah atas dugaan penipuan dalam penyelenggaraan lomba tari tradisional tingkat Jawa Tengah.
Laporan tersebut diajukan oleh ratusan korban yang terdiri dari penari dari puluhan sanggar tari di Semarang dan wilayah sekitarnya pada Kamis (26/12/2024).
Lomba Tari Tingkat Jawa Tengah, yang diselenggarakan oleh Semarang Economy Creative, menuai kekecewaan setelah acara tersebut batal digelar di Taman Indonesia Kaya pada Jumat (20/12/2024).
Mayoritas peserta, yang didominasi anak-anak merasa dirugikan akibat pembatalan mendadak tersebut.
Dalam event itu, ratusan peserta juga sudah hadir di lokasi pada hari yang dijadwalkan.
Namun, tidak ada tanda-tanda persiapan lomba, seperti meja juri, sistem suara, maupun dekorasi. (BDN)