
inilahjateng.com (Sragen) – Perjuangan Febri siswi kelas XI SMK di warga Dukuh Kepoh, RT 23, Desa Wonotolo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen cukup berat.
Ditengah kesibukannya bersekolah, ia harus membagi waktu merawat sang ibu, Suri yang mengalami kebutaan sejak enam tahun silam.
Febri tinggal bersama sang ibu di pinggir jalur kereta api desa setempat. Ayahnya telah meninggal delapan tahun silam, sementara ketiga kakaknya telah merantau dan tidak pernah pulang.
Sejak sang ayah meninggal, Suri sempat menjadi tulang punggung keluarga menjadi butuh tani. Namun hal itu terhenti saat Suri mengalami kebutaan di kedua matanya akibat penyakit katarak.
Mereka sudah berusaha berobat, namun karena keterbatasan biaya pengobatan dihentikan. Atas penyakit yang di derita dan kondisi, pemerintah mulai memberikan bantuan kepada Suri dan Febri.
Sesekali, Febri masih mengantar sang ibu berobat. Sedihnya, mereka harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer untuk bisa berobat karena tidak memiliki kendaraan.
Febri harus menuntun sang ibu yang buta sampai ke tempat berobat. Sementara saat sekolah, Febri harus berjalan enam kilometer untuk ke sekolah.
“Kalau sekolah kadang ada boncengan,
kalau tidak ya jalan kaki. Jaraknya enam kilometer,” kata Jaroni (36) tokoh pemuda setempat.
Atas kisah tersebut, Jaroni menginisiasi meminta bantuan ke Polres Sragen. Tidak berselang lama, Polres Sragen melalui Satlantas Polres Sragen memberikan Febri sepeda kayuh.
Pemberian sepeda ontel itu dipimpin langsung Kasatlantas Polres Sragen AKP I Putu Asti Hermawan didampingi KBO Satlantas Iptu Irwan Marviyanto dan serta anggota ke rumah Suri.
AKP I Putu mengatakan ini merupakan kegiatan rutin dari Satlantas yang menyasar ke beberapa elemen masyarakat yang dirasa kurang mampu.
Pemberian bantuan, kata I Putu disesuaikan dengan kebutuhan penerima. Dimana sebelumnya pihaknya memberikan kursi roda kepada warga yang mengalami kelumpuhan.
“Baksos ini kami sudah jalan, dua minggu ke belakang kami biasanya memberikan bantuan sosial kepada anak-anak yatim di beberapa kecamatan 20-25 anak,” kata dia.
Dengan bantuan itu, ia berharap Febri tidak perlu berjalan kaki ke sekolah. Febri juga bisa mengantar sang ibu berobat dengan sepeda tersebut.
Selain memberikan sepeda, pihaknya juga memberikan paket sembako serta uang tunai kepada Suri. Meski tidak banyak, ia berharap bantuan itu bisa sedikit meringankan beban Suri dan Febri.
“Harapan kami bantuan yang kami berikan itu tepat guna dan tepat sasaran sesuai yang dibutuhkan oleh yang bersangkutan,” kata dia.
Atas bantuan tersebut, Suri mengucapkan terimakasih. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dirinya menggunakan bantuan dari pemerintah BLT Rp 400 ribu dan PKH Rp 700 ribu.
“Alhamdulillah pemerintah sudah kasih BLT Rp 400 dan PKH Rp 700 ribu, turun setiap dua bulan sekali,” kata Suri lirih.
Dari uang Rp 1.100.000 itu Suri gunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan memberi uang saku anaknya, Febri untuk bersekolah.
“Alhamdulillah Rp 1.100.000 juta untuk dua bulan. Alhamdulillah di cukup-cukupkan buat uang saku anak sekolah dan makan sehari,” kata dia. (mpm)