Jateng

Pro Kontra Terkait Study Tour, Ini Kata Gus Yasin

inilahjateng.com (Pati) – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, angkat bicara terkait polemik pelaksanaan study tour (karya wisata) dan wisuda sekolah yang menuai pro dan kontra di masyarakat.

Isu yang mencuat terutama soal aspek keselamatan dan pembiayaan yang dianggap membebani orang tua siswa.

“Study tour harus betul-betul memperhatikan keselamatan anak-anak,” ujar Taj Yasin usai menghadiri acara Istighosah Harlah NU ke-79 dan pelepasan calon jemaah haji 2025 di Masjid Al Barokah Luboyo, Bumiayu, Pati, Senin (12/5/2025).

Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu menyatakan telah menerima banyak masukan dari masyarakat, termasuk soal wisuda yang hanya dapat diikuti oleh siswa dari keluarga mampu.

Baca Juga  Donor Darah Polrestabes Semarang, Polri Hadir dengan Hati

“Artinya jangan sampai membebankan orang tua. Pada prinsipnya, sekolah tidak boleh membebani. Itu dasar yang harus kita pegang,” tegasnya.

Kanal Aduan

Terkait potensi pungutan liar berkedok kegiatan luar sekolah, Pemprov Jateng kini meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan membuka kanal aduan masyarakat.

Tujuannya agar ada kontrol terhadap pungutan yang tidak resmi dan tidak transparan.

Lebih jauh Gus Yasin menegaskan, Pemprov Jateng saat ini tengah melakukan kajian ulang terkait kebijakan Study Tour.

“Memang ini masih tarik-ulur untuk dikaji ulang. Karena ada sisi baik dari study tour, yaitu pembelajaran luar ruang dan pengenalan destinasi sejarah serta budaya,” ujarnya.

Pemprov Jateng, melalui lintas organisasi perangkat daerah seperti Disdikbud, Disporapar, dan Dishub, tengah menyiapkan strategi agar kegiatan study tour bisa tetap dilaksanakan secara aman, edukatif, dan terjangkau.

Baca Juga  Motif Pelaku Pengeroyokan di bawah Jembatan

Salah satu opsi yang sedang dikembangkan adalah program edu-trip menggunakan layanan bus Trans Jateng dan pengemasan destinasi wisata edukatif lokal.

Namun demikian, Gus Yasin juga menekankan pentingnya kelayakan armada sebagai syarat mutlak pelaksanaan study tour.

“Kelaikan armada bus menjadi tanggung jawab bersama—baik pemerintah maupun biro wisata,” tegasnya.

Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa pelarangan total terhadap study tour bisa berpengaruh terhadap sektor ekonomi daerah.

“Transportasi, hotel, UMKM, dan penjual suvenir akan terdampak. Maka perlu dicari jalan tengah yang adil, aman, dan bermanfaat,” pungkasnya.

Dengan pendekatan yang lebih bijak dan strategis, Pemprov Jateng berharap bisa tetap menjaga semangat pembelajaran luar kelas tanpa mengorbankan keselamatan maupun ekonomi masyarakat. (RED)

Back to top button