KesehatanJateng

Program San Piisan Jadi One Stop Service Bagi Ibu Hamil dan Anak untuk Masalah Stunting

inilahjateng.com (Semarang) – Dinas Kesehatan Kota Semarang memiliki program pengentasan stunting yakni San Piisan (Sayangi, Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang).

Program ini dibuat karena angka stunting, angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) hingga ibu hamil resiko tinggu angkanya cukup tinggi.

Menyikapi hal tersebut, Dinas Kesehatan Kota Semarang membuat program San Piisan yang isinya berisi berbagai layanan dan sub program guna mengentaskan stunting di Kota Semarang.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Semarang, Endah Emayanti mengatakan San Piisan merupakan upaya promotif preventif yang dimulai sejak usia remaja dan bagi calon pengantin. 

Remaja di Kota Semarang mendapatkan pelayanan promotif preventif yaitu Gen-Hebat (generasi sehat, bugar dan tangguh) melalui program pemberian tablet darah, Posyandu remaja, Pelayanan Kesehatan Ramah Remaja, Penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan deteksi dini faktor risiko.

Sementara untuk pasangan calon pengantin mendapatkan layanan program Tugu Muda (Calon Pengantin Bugar Produktif Menuju Keluarga Idaman).

Setiap pasangan calon pengantin wajib mengikuti edukasi kesehatan reproduksi, KB, perlindungan perempuan dan anak, perkawinan.

Baca Juga  BKPRMI Jateng dan Rumah Qur’an Ar Rohmah Tebar Berkah Idul Adha

“Jadi kalau program Tugu Muda ini kolaborasi antara Dinas Kesehatan Kota Semarang dengan Kantor KUA, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A), Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (Disdalduk KB) dan TP PKK Kota Semarang,” kata Endah.

Kegiatan ini dilaksanakan di setiap kecamatan dan setiap calon pengantin berhak mendapatkan sertifikat setelah mengikuti kegiatan Tugu Muda sebagai syarat untuk melakukan pernikahan.

Sementara bagi ibu hamil, ibu nifas dan bayi akan mendapatkan pendampingan (homecare) oleh petugas Surveilans Kesehatan Ibu dan Anak (Gasurkes KIA) yang akan berkunjung ke rumah klien sebagai upaya preventif dan promotif untuk mencegah kehamilan risiko tinggi.

Data semua ibu hamil dan ibu nifas tercatat melalui sistem berbasis android yaitu SiGaspol (Sitem Gasurkes Pelaporan Online).

Selain mendapatkan edukasi, penyuluhan, ibu hamil-ibu nifas dan bayi juga dapat mengunduh Aplikasi Sayang Bunda melalui play store android yang memiliki fitur-fitur yang bermanfaat bagi ibu hamil dan keluarga.

Ia menyebut fitur tersebut antara lain go bumil untuk permintaan pendampingan oleh petugas kesehatan, kalender kehamilan, artikel kesehatan, request penampingan, calling Ambulance Hebat, dan informasi layanan kesehatan di Kota Semarang.

Baca Juga  Ribuan Jama'ah Ikuti Sholat Idul Adha di Polda Jateng

San Piisan ini, lanjut Endah, tidak hanya sebatas pelayanan di ranah fasilitas kesehatan dan masyarakat namun juga ke perusahaan dengan layanan “GEPUK PEPES” ( Gerakan Peduli Kesehatan Pekerja Perempuan sehat).

Pekerja perempuan di perusahaan yang hamil dan nifas/ mempunyai bayi mendapatkan keistimewaan berupa cuti hamil/ melahirkan, waktu untuk menyusui, Ojek ASI, kelas ibu hamil, pemeriksaan kesehatan dan edukasi/konseling kesehatan, pelayanan KB.

Dari sisi pembiayaan kesehatan di masyarakat, terangnya, ibu dan bayi mendapatkan layanan UHC (Universal Health Coverage) yang menjamin pembiayaan persalinan dan perawatan bayi baru lahir. 

“Ketika ibu hamil dan nifas mengalami permasalahan transportasi ke fasilitas kesehatan dapat menggunakan ambulan siaga atau ambulance hebat gratis,” jelasnya.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan program San Piisan memang dibuat untuk mengatasi kasus stunting di Kota Semarang.

Bahkan tidak hanya sub program non digital, tapi San Piisan juga menggabungkan digitalisasi dalam aplikasi seperti Sayang Bunda.

Baca Juga  Donor Darah Polrestabes Semarang, Polri Hadir dengan Hati

“Turunan dari San Piisan ini misalnya aplikasi Sayang Bunda yang merekam medis dari masing-masing ibu hamil yang sudah terintegrasi dengan Dinas Kesehatan dan rumah sakit maupun bidan,” jelas Ita, sapaan akrabnya, Jumat (13/10/2023).

Melalui program ini diharapkan bisa menekan angka kematian ibu dan bayi serta memonitoring kesehatan ibu hingga melahirkan.

“Jaman dulu kematian ibu hamil dan melahirkan itu banyak sekali, sekarang kita fasilitasi ibu-ibu pekerja misalnya mau periksa kehamilan tapi antrian lama tapi dengan ini kita bisa menentukan Puskesmas dan mencari jadwal yang cocok,” bebernya.

Para ibu hamil dengan resiko tinggi, lanjut Ita, juga dimonitor secara ketat. Karena salah satu penyebab kematian ibu hamil dan melahirkan ini adalah resiko tinggi sehingga kesehatan mereka harus dimonitoring.

“Jangan sampai saat akan melahirkan terjadi gangguan maka dari aplikasi itu bisa menghubungi call center 112 yang ada ambulans hebat. Jadi ini seperti “one stop service” ibu hamil dan anak,” pungkasnya. (LDY)

Back to top button