News

Psikolog Sebut Pernyataan Tjitjik Merusak Mental Anak-anak dari Kalangan Bawah


Psikolog Irma Gustiana sangat menyayangkan pernyataaan Plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek, Tjitjik Sri Tjahjandarie yang mengatakan kuliah adalah tertiary education atau pilihan.

Ia menilai pernyataan tersebut dapat membuat anak-anak dan keluarga merasa terpinggirkan dan tidak percaya diri untuk bersaing dalam dunia akademis maupun profesional.

“Rasa putus asa bisa mengurangi jumlah siswa yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan mereka,” ucap Irma kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Minggu (19/5/2024).

Irma menyebut, pernyataan itu bisa memperkuat persepsi bahwa pendidikan tinggi hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki kemampuan finansial, sehingga memarginalkan mereka yang punya tingkat ekonomi rendah.

“Berpotensi mengurangi semangat dan motivasi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” kata Irma.

Baca Juga  Penembakan Massal di Michigan AS, 9 Orang Terluka

Secara kebijakan, lanjut Irma, pernyataan ini bisa mengindikasikan kurangnya dukungan dari pemerintah dalam menyediakan akses pendidikan yang merata untuk semua kalangan.

“Padahal, seharusnya ada upaya lebih untuk memastikan semua anak punya hak yang sama mengenyam pendidikan tinggi tanpa terkendala masalah ekonomi,” ujarnya.

Diketahui, Tjitjik Sri Tjahjandarie viral setelah pernyataannya soal perguruan tinggi atau kuliah tidak wajib melainkan tersier. Tjitjik menyebutkan bahwa biaya kuliah harus dipenuhi oleh mahasiswa agar penyelenggaraan pendidikan itu memenuhi standar mutu.

“Dari sisi yang lain kita bisa melihat bahwa pendidikan tinggi ini adalah tertiary education. Jadi bukan wajib belajar. Artinya tidak seluruhnya lulusan SLTA, SMK itu wajib masuk perguruan tinggi. Ini sifatnya adalah pilihan,” ucapnya dilansir dari video yang tengah ramai di media sosial X, Jumat (17/5/2024).

Baca Juga  Hendak Disembelih, Sapi Kurban di Semarang Ngamuk Seruduk Warga

Back to top button