JatengKabar

Ramadan, Belajar Akhlak Dari Ngaji Kitab Kuning

inilahjateng.com (Kendal) – Mengisi waktu luang menjelang berbuka puasa atau ngabuburit ini adalah salah satu pilihan bagi umat muslim pada bulan suci Ramadan.

Biasanya aktifitas tersebut diisi dengan berburu takjil, olahraga, nongkrong atau nge-game.

Namun tidak bagi santri dan santriwati Pondok Pesantren Darul Amanah yang terletak didesa  Ngadiwarno kecamatan Sukorejo, kabupaten Kendal.

Santri dan santriwati Ponpes Darul Amanah ini justru mengisi ngabuburit dengan hal yang bermanfaat dan berpahala.

Seperti inilah suasana di Pondok Pesantren Darul Amanah menjelang waktu berbuka puasa.

“Ini kami juga sedang ngabuburit sambil menunggu waktu berbuka puasa. Tapi ngabuburit di Ponpes Darul Amanah sangat beda dengan yang lainnya, kami lebih memilih ngabuburit dengan hal yang bermanfaat dan berpahala,” kata santriwati Ponpes Darul Amanah, Umaiman, Selasa (26/03/2024).

Selama bulan suci Ramadan, ribuan santri dan santriwati setiap hari mengikuti Kajian Ramadan dengan belajar Kitab Kuning dan Tasmi hafalan Al-quran dengan khusuk yang dipandu oleh pengajar dari Pondok Pesantren Darul Amanah.

“Ada ribuan santri dan santriwati disini yang ngabuburitnya mengikuti Kajian Ramadan dengan belajar Kitab Kuning dan Tasmi hafalan Al-quran. Belajar kitab Kuning itu yang kami lakukan selama Ramadan,” jelasnya.

Santriwati asal Brebes ini menerangkan belajar kitab Kuning tidaklah mudah karena belajar kitab Kuning tidak hanya belajar untuk menerjemahkan saja tapi juga harus bisa mengafsahi dengan Bahasa Arab dan belajar dengan benar bahasa Jawa dalam kitab Kuning.

Baca Juga  Sapi Kurban Presiden RI Diserahkan di Desa Ketawangrejo

“Bagi santri dan santriwati disini yang baru belajar kitab Kuning tidaklah mudah. Belajar kitab Kuning itu tidak hanya belajar untuk menerjemahkan saja tapi juga harus bisa mengafsahi dengan Bahasa Arab dan belajar dengan benar bahasa Jawa dalam kitab Kuning,” terangnya.

Namun ketika seseorang bisa mempelajari kitab Kuning secara keseluruhan tentunya sangat menguntungkan dan mengasyikkan.

Banyak manfaat yang diperoleh setelah mempelajari kitab kuning yakni bisa memahami sikap yang benar dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan mencapai keimanan yang tinggi.

“Untungnya itu kalau seseorang bisa belajar kitab Kuning secara keseluruhan ya sangat mengasyikkan. Manfaatnya juga kita bisa memahami sikap yang benar dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan mencapai keimanan yang tinggi,” sambungnya.

Umaiman menambahkan kitab Kuning itu mempelajari Bidayatul Hidayah yang menjelaskan amalan-amalan ketaatan  Allah ada yang wajib dan ada yang sunnah.

Amalan ketaatan Allah harus ditaati dan diikuti termasuk dalam perintah Allah. Jadi berbagai macam kitab Kuning itu banyak sekali macamnya atau hal hal yang menjelaskan tentang akhlak dan tentang tauhid.

“Kitab Kuning itu mempelajari Bidayatul Hidayah yang menjelaskan amalan-amalan ketaatan Allah, ada yang wajib dan ada yang sunnah. Amalan ketaatan Allah itulah yang harus ditaati dan diikuti termasuk dalam perintah Allah. Jadi berbagai macam kitab Kuning itu banyak sekali macamnya dan hal-hal yang menjelaskan tentang akhlak dan tentang tauhid,” tambahnya.

Baca Juga  PT. RPS Siap Kolaborasi Dukung Program Pemerintah

Sedangkan Zaki, santri asal Pekalongan, mengatakan, selama Ramadan mengaji dan mempelajari kitab Kuning dan salah satunya Safinah.

“Kami selama Ramadan disini mengaji kitab Kuning yang salah satunya kitab Safinah,” kata santri, Zaki.

Zaki menjelaskan dalam kitab Safinah mengajarkan tentang ilmu fikih atau ilmu kehidupan dimana diajarkan tentang azas-azas dasarmya sholat, wudlu, toharoh, sholat tarawih.

Selama Ramadan, setiap santri mempunyai target bisa khatam mengaji kitab Safinah.

“Dalam kitab Safinah mengajarkan tentang ilmu fikih atau ilmu kehidupan dimana diajarkan tentang azas dasarmya sholat, wudlu, toharoh dan sholat tarawih. Target kami selama Ramadan mempunyai target bisa khatam mengaji kitab Safinah,” jelasnya.

Sementara itu, menurut Muhammad Fatwa, pengasuh Pondok Pesantren Darul Amanah, mengatakan, selama Ramadan seluruh santri yang ada di Ponpes Darul Amanah menjalani rutinitas seperti biasa mulai dari pendidikan, agama dan tambahannya itu khataman Quran hingga mengaji kitab Kuning sampai waktunya berbuka puasa.

“Kegiatan seluruh santri selama Ramadan menjalani rutinitas seperti biasa seperti pendidikan umum, agama dan tambahannya saat Ramadan mulai dari khataman Quran hingga mengaji,” kata Muhammad Fatwa.

Dalam pengajian kitab Kuning, seluruh santri wajib mengikutinya selama Ramadan.

“Seluruh santri disini wajib mengikuti pengajian kitab Kuning,” sambungnya.

Dari kitab Kuning banyak yang bisa dipelajari dalam kehidupan sehari-hari bagaimana caranya bisa menjaga akhlak untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain.

“Kalau dari kitab Kuning tentu banyak yang bisa dipelajari untuk kehidupan sehari-hari. Contohnya bagaimana caranya bisa menjaga akhlak untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain,” jelas Gus Fatwa sapaan akrab Muhammad Fatwa.

Baca Juga  Program Speling Pemprov Jateng Dapat Dukungan Pengusaha Taiwan

Gus Fatwa menerangkan saat ini akhlaklah yang dibutuhkan dalam kondisi bangsa sekarang ini.

Di Ponpes juga ditekankan membangun akhlak oara santri untuk masa depan bangsa dan negara.

“Karena akhlaklah yang dibutuhkan dalam kondisi bangsa sekarang ini. Jadi di Darul Amanah juga ditekankan membangun akhlak para santri untuk masa depan bangsa dan negara Indonesia,” terangnya.

Selain mengaji kitab Kuning, 2300 santri juga mengikuti kegiatan-kegiatan tafidz atau menghafal Al-Quran, pidato bahasa Arab dan Inggris, Marching Band, Pramuka dan masih banyak lagi.

“Jumlah santrinya secara keseluruhan ada 2300 orang dan selama Ramadan banyak sekali kegiatan yang diikuti para santri selain mengaji kitab Kuning. Ada kegiatan tafidz atau menghafal Quran, pidato bahasa Arab dan Inggris, Marching Band, Pramuka dan masih banyak lagi,” pungkasnya.

Satu pesan yang disampaikan Gus Fatwa bagi generasi muda di masa depan agar selalu menjadi generasi muda yang beriman dan berakhlak serta jangan lupa untuk selalu menjaga akhlak tersebut.

“Pesan saya bagi generasi muda di masa depan agar selalu menjadi generasi muda yang beriman dan berakhlak. Dan jangan lupa untuk selalu menjaga akhlak diri kita sendiri dan orang lain,” pungkasnya. (Ren)

Back to top button