Jateng

Ramai Larangan Study Tour, Disdik Salatiga Belum Ambil Sikap 

inilahjateng.com (Salatiga) – Menanggapi banyaknya penolakan terhadap kegiatan study tour Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga Nunuk Dartini mengaku tidak mau buru-buru mengambil sikap untuk ikut melakukan pelarangan tersebut. Pihaknya melihat dari beberapa sisi secara komperhensif.

Dikatakan, outing class atau study tour yang ada di sekolah-sekolah di Salatiga sudah direncanakan jauh-jauh hari oleh pihak sekolah dan hasil musyawarah dengan orang tua siswa.

Sebagai contoh di SD Muhammadiyah Plus Salatiga yang beberapa waktu lalu viral menyelenggarakan study tour dengan naik pesawat ke Jakarta.

“Menurut kami ini menjadi program yang menjadi daya tarik. Karena akan memberikan pengalaman terhadap anak,” kata Nunuk saat ditemui Inilahjateng.com di kantornya, Kamis (16/5/2024).

Baca Juga  Bandara A Yani Semarang Serahkan Program TJSL Senilai Lebih Dari 100 Juta

Diakuinya dengan program tersebut anak lebih memiliki kepercayaan diri. Sebab memiliki banyak pengalaman yang berkesan.

Menurutnya, hal yang perlu diperhatikan adalah program study tour itu tidak memberatkan orang tua siswa.

Sehingga dalam perencanaannya harus dilakukan dengan baik.

“Perencanaan dengan baik artinya dilaksanakan tepat waktu, dan tentunya menggunakan kendaraan yang layak jalan. Selain itu guru juga harus melakukan pendampingan sebagai mana mestinya. Semuanya harus direncanakan dengan baik,” terang Nunuk.

Dia juga menegaskan melihat persoalan study tour harus dilihat secara menyeluruh, tidak langsung tiba-tiba melarangnya.

Pihaknya juga telah memberikan himbauan kepada sekolah yang menjadi kewenangannya, yakni PAUD, TK, SD, dan SMP jika menyelenggarakan study tour harus memenuhi syarat direncanakan dengan baik dan tujuannya jelas.

Baca Juga  Cegah Longsor, Polisi dan Warga Bersihkan Saluran Air di Desa Tempur

Selain itu, juga tidak memberatkan orang tua siswa.

“Jika ada siswa yang tidak bisa ikut karena masalah ekonomi misalnya, kami memberikan catatan khusus agar sekolah harus bisa mencarikan jalan keluarnya. Kadang-kadang sekolah juga menawarkan study tour di dua tempat, satu jauh satunya lebih dekat,” tandas Nunuk. (RIS)

Back to top button