Ratusan Suporter PSIS Gelar Aksi di Mapolda Jateng

inilahjateng.com (Semarang) – Ratusan suporter PSIS Semarang bersama massa Aksi Kamisan menggelar aksi damai di depan Mapolda Jawa Tengah, Kamis (26/12/2024).
Aksi tersebut dilakukan sebagai respons atas tindakan represif aparat kepolisian terhadap para suporter PSIS saat menggelar aksi saat laga PSIS Semarang melawan Malut United di Stadion Jatidiri, Minggu (23/12/2024), lalu.
Dalam insiden tersebut, aparat kepolisian menggunakan gas air mata dan bahkan diduga menembakan peluru karet untuk membubarkan kericuhan, sehingga menyebabkan enam orang terkena tembakan peluru karet, dengan satu di antaranya masih dirawat di rumah sakit.
Dari pantauan inilahjateng.com ratusan suporter PSIS melakukan konvoi jalan kaki dengan menyalakan flare dan membentang spanduk bertuliskan protes.
Kemudian, sebelum orasi, mereka sempat bermain bola 5 lawan 5 di depan gerbang Mapolda sebagai bentuk sindiran terhadap tindakan aparat.
Perwakilan Suporter Semarang Melawan, Ragil, menyampaikan dua tuntutan utama aksi tersebut.
Pertama, mereka mendesak Alamsyah Satyanegara Sukawijaya alias Yoyok Sukawi mundur dari posisi CEO PSIS Semarang, karena dianggap gagal membawa prestasi bagi tim berjuluk Mahesa Jenar.
“Kami meminta Yoyok Sukawi keluar dari manajemen. Selama dia menjabat, PSIS tidak menunjukkan prestasi signifikan,” tegas Ragil.
Kedua, massa juga menuntut agar kepemilikan saham klub oleh suporter diperbesar sehingga mereka bisa berperan dalam proses pengelolaan manajemen PSIS.
Sementara, perwakilan Aksi Kamisan, Munif menambahkan kolaborasi dengan suporter PSIS dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap kekerasan aparat.
Ia menyebut, apa yang dialami suporter mirip dengan kasus penembakan terhadap GRO, siswa SMKN 4 Semarang, oleh aparat pada kasus sebelumnya.
“Kami melihat ada pola kekerasan yang terus berulang. Ini bukan hanya persoalan sepak bola, tetapi menyangkut hak asasi manusia,” ujar Munif.
Munif menambahkan, Aksi Kamisan akan membawa kasus ini ke Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) untuk mendapatkan perhatian lebih luas.
Aksi ini menjadi simbol solidaritas melawan kekerasan negara, dengan suporter PSIS dan Aksi Kamisan menyuarakan keadilan dan perubahan.
Mereka sepakat akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas dan memastikan tidak ada lagi kekerasan aparat yang mencederai hak warga. (BDN)