KultumKesehatanKulinerBerbagiKanal (jangan dipilih)

Ribuan Batu Akik Pirus Dipamerkan di Salatiga

inilahjateng.com (Salatiga) – Ribuan batu akik jenis pirus terjejer rapi di area joglo komplek Hotel Laras Asri Salatiga, Minggu (8/12/2024).

Batu-batu akik itu, milik para penghobi yang datang dari sejumlah daerah di Indonesia, ada batu sudah lengkap dengan cincin siap pakai. Ada pula, dipamerkan serta dijual terpisah.

Ketua Komunitas Pirus Salatiga Bersatu Mahmud Farid Ibrahim mengatakan, sengaja membuat pameran terbuka batu pirus untuk menjalin silaturahmi sesama pecinta batu.

“Kegiatan ini juga digelar kontes dengan melibatkan komunitas batu pirus dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Timur, Madura, Jakarta, Malang, Bandung, dan Makasar. Total peserta ada 69 peserta, sedang jumlah batu 2 ribuan yang dipamerkan,” terangnya kepada inilahjateng.com disela Kontes dan Pameran Batu Pirus.

Mahmud bercerita, kontes batu pirus kali ini juga sekalian rapat kerja nasional (Rakernas) lima tahunan.

Adapun batu-batu dari kolektor yang dipamerkan berkisar harga mulai jutaan sampai tertinggi Rp270 juta.

Ia menambahkan, batu pirus sendiri memiliki keunikan tersendiri dibanding batu akik pada umumnya karena secara jenis tidak ada kesamaan motif layaknya sidik jari tangan manusia.

“Dari kontes ini, nanti batu-batu juara akan dilombakan lagi ke level nasional. Selain kontes, ada lelang juga, rata-rata batu pirus ini asalnya dari luar negeri seperti Iran, China, Persia, dan Mesir. Maka, ini program kami akan naikkan komunitas ini jadi ekosistem selevel UMKM,” katanya

Dia menjelaskan, adanya komunitas batu pirus Salatiga juga bertujuan mengedukasi konsumen terkait jenis batu berkualitas dan memiliki nilai harga jual tinggi.

Karena, batu pirus ada keunggulan seperti warna ciri khas hijau serta karakter serat yang beda jauh dengan batu akik.

Mahmud mengungkapkan, melalui kontes serta rakernas ini diharapkan membangun ekosistem bisnis batu pirus agar bisa lebih menjanjikan.

Karena, banyak penghobi menggantungkan hidupnya dari jualan batu pirus.

“Nanti, dari acara ini juga ada penilaian khusus dari juri seperti harga dan motif serta kualitas batu pirusnya. Nah, nanti yang keluar juara dari Salatiga ikut kontes pada tingkat nasional,” ujarnya.

Ketua Umum Pirus Indonesia dr. Iskandar Ali menerangkan, komunitas batu pirus telah ada sejak 8 tahun lalu.

Hanya saja, batu pirus belum sepopuler batu akik karena harganya berbeda jauh.

Iskandar berharap, pada rakernas kali ini dapat memunculkan manfaat lebih dari sekedar hobi melainkan menjadi potensi bisnis.

Karena, selain bernilai sejarah batu pirus juga memiliki banyak keunikan.

“Total anggota kami ini tersebar paling banyak di Jawa, Bali, Lombok, dan Makasar. Prinsipnya, silaturahmi, sementara penguatan internal termasuk legal aspek pada juri. Kedepan, mungkin akan kami jalin kerjasama melalui dinas pariwisata, karena ada nilai budaya juga,” jelasnya.

Penjabat Wali Kota Salatiga Yasip Khasani menyambut baik kontes batu pirus Indonesia memilih lokasi Kota Salatiga.

Kedepan, kata dia Kota Salatiga bakal fokus menjadi salah satu kota pameran tingkat nasional.

Yasip mengemukakan, selain didukung beragam infrastruktur seperti perhotelan tidak lama bakal dibuka exit tol baru selain Tingkir.

Kemudian, ada pula pilihan olahraga golf untuk menambah daya tarik.

“Saya berharap, dari komunitas ini dari sekeping batu menjadi alat pemersatu melalui pameran. Ini kolektor memiliki potensi wisata luar biasa, apalagi Salatiga menuju kota persinggahan, tugas Pemkot adalah memberi insentif,” paparnya.

Yasip menyebutkan, pemimpin kedepan diharapkan menggandeng komunitas serta mendorong insentif agar tertarik berkegiatan di Kota Hati Beriman.

Kemudian, iklim kondusif perlu juga dijaga karena kenyamanan menjadi faktor penting.

Dia mengakui, pemerintah masih ada kelemahan menjadikan beragam agenda Salatiga pada satu kalender khusus agar memudahkan promosi kepada pihak luar.

Karena, dengan ada ketetapan jadwal setiap kegiatan bakal mudah digemakan.

“Jadi, saya dorong kepada teman-teman agenda ini untuk didaftarkan agar bisa didukung supaya bisa lebih baik lagi bersama dinas terkait. Saya, juga mengajak paradigma lama birokrasi ditinggalkan dan menuju branding Salatiga lebih jelas kedepan,” tandasnya. (RIS)

Back to top button