Jateng

Ruko Alih Fungsi Jadi Hiburan Malam, Warga Perum Solo Baru Resah

inilahjateng.com (Solo) – Akhir-akhir ini warga komplek perumahan Solo Baru Blok AC, Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, diresahkan dengan adanya hiburan malam dikawasan tersebut.

Alih-alih dapat istirahat dengan nyaman, namun justru diganggu dengan suara bising itu.

WL (42) salah satu warga Solo Baru Blok AC, mengaku suara bising tersebut sangat mengganggu kenyamanan warga sekitar, khususnya dirinya. Sebab, rumahnya persis di belakang ruko tempat hiburan itu.

“Saya sebagai warga yang berdekatan langsung dengan tempat itu, rumah saya persis di belakangnya bahkan adu tembok dan ini sangat mengganggu,” ungkapnya, Sabtu (4/11/2023).

Dia juga mengaku tidak tahu ruko yang berada di Jalan Ir Soekarno Solo Baru itu beralih fungsi menjadi tempat rekreasi dan hiburan malam. 

Baca Juga  SMKN 1 Kendal Gandeng USM Gelar Implementasi P5 dengan tema Personal Branding

“Kami tidak pernah dikasih tahu (alih fungsi ruko) itu dibangun untuk apa, sampai kemudian ada undangan sosialisasi,” ujarnya.

Dia menjelaskan, dari sosialisasi tersebut warga mendapat penjelasan bahwa ruko nomor 22-24 bekas kantor PSP tersebut akan dialihfungsikan menjadi tempat hiburan dan rekreasi menonton acara olahraga secara live sekaligus juga jadi resto dan bar.

“Sosialisasinya itu pada awal Agustus lalu. Kami sempat menanyakan karena khawatir, kalau yang namanya bar kan ada minuman kerasnya, kemudian pasti juga ada floor (lantai) untuk jogetnya. Saat itu dijawab oleh perwakilan pemiliknya, bahwa tidak mungkin ada seperti yang kami khawatirkan itu,” jelas WL.

Namun pada kenyataannya, kekhawatiran WL akhirnya terbukti. Tempat tersebut ternyata digunakan untuk dugem dengan mendatangkan discjokey (DJ). Kursi yang semula disebutkan dipasang permanen ditukar semua.

Baca Juga  Polres Demak Gelar Pasar Murah Bagi Warga Terdampak Banjir

“Dan pada saat operasional suara musik yang diputar oleh DJ dan getaran yang ditimbulkan sangat mengganggu sekali. Kami kemudian protes, terutama melalui grup (WA) RW. Kemudian oleh pengelolanya, pada saat itu dijanjikan akan dipasang peredam, tapi tidak pernah ada realisasinya,” imbuhnya. 

WL mengaku, bersama warga lainnya sudah berulang kali melakukan protes atas gangguan suara musik tersebut.

Bahkan dari pihak desa melalui perangkatnya juga sudah mengecek langsung ke lokasi untuk bertemu dengan pengelolanya.

“Owner-nya (pemilik) orang bule juga pernah datang. Dia menjanjikan pasang peredam, tapi juga nggak ada realisasinya. Bahkan Pak Kapolres pada waktu itu juga ikut datang. Saat itu pas ada event dimana sang owner ini minta waktu karena sudah terlanjur ‘nyewa’ DJ,” tandasnya. (DSV)

Back to top button