Spanduk Liar Petruk “Wong Jowo Ojo Ilang Jowone” Mulai Diturunkan

inilahjateng.com (Semarang) – Satpol PP Kota Semarang mulai membersihkan spanduk-spanduk liar yang ada dibeberapa titik di Kota Semarang.
Spanduk yang diturunkan adalah spanduk bergambar kartun tokoh Punakawan Petruk dengan tulisan ‘Dadi Wong Jowo Ojo Ilang Jowone’. Hingga saat ini sudah ada 10 spanduk yang diturunkan.Â
Kasat Pol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto mengaku jika sudah sejak semalam spanduk-spanduk yang tidak diketahui siapa yang memasang sudah diturunkan oleh petugas.
Ia menyebutkan ada beberapa titik yang spanduknya diturunkan salah satunya Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Karangayu.
“Semua yang ada di Kota Semarang (diturunkan). Ini Sudah 10. Dasar penurunannya Perwal nomor 65 tahun 2018,” kata Fajar, Jumat (27/10/2023).Â
Ada dua jenis spanduk bergambar Petruk yaitu yang berwarna kuning dengan Petruk yang menaiki sepeda bertuliskan ‘Dadi Wong Jowo Ojo Ilang Jowone’ yang artinya ‘jadi orang Jawa jangan hilang Jawanya’.
Kemudian gambar Petruk tersenyum dengan tulisan “Ojo Nganti Dari Wong Jowo Lali Jowone”.
Spanduk tersebut ada di Jalan Brigjen Sudiarto atau Jalan Majapahit di jembatan penyebrangan orang Pasar Gayamsari.
Kemudian ada juga di Jalan Sriwijaya tepatnya di pertigaan lampu merah Jalan Kawi. Di Jalan Setiabudi dan sekitar Terminal Banyimanik.
“Sepertinya sudah dua hari terakhir ini dipasang, tapi tidak tahu siapa yang pasang,” kata salah satu warga di Jalan Sriwijaya.
Satpol PP sendiri sudah mulai menurunkan, namun masih tersisa beberapa spanduk tersebut antara lain lampu merah Jalan Majapahit-Jalan Fatmawati dan juga di Jalan Fatmawati dekat Pasar Pedurungan.
Jika memang spanduk itu dipasang dua hari terakhir maka bertepatan tensi politik yang menghangat saat Prabowo-Gibran mendaftarkan diri ke KPU sebagai capres dan cawapres.
Bahkan tidak hanya di Kota Semarang, di Solo juga didapati Spanduk serupa di sebelah spanduk Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo di Jalan Ahmad Yani atau di depan Terminal Tirtonadi Solo.
Bendahara DPD PDIP Jateng, Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan melalui pesan tulisan tersebut lebih menyuarakan gerakan budaya.
“Saya kira gerakan budaya. Saat ini kan banyak sekali, kalau aku sebagai budayawan ya pikirannya adalah karena pengaruh daripada keterbukaan informasi yang bisa membuat orang itu membuka laman apa saja. Maka gerakan untuk mencintai kebudayaan dengan segala isinya itu harus segera digalakkan kembali, terutama pengaruh-pengaruh budaya dari misalnya Korea. Kemudian budaya-budaya dari Barat, dari Timur kan juga banyak sekali,” kata Agustina.
“Padahal itu gerakan mencintai budaya sendiri, mengimprove, mentransfer kepada generasi muda itu sudah berjalan sejak lama. Kalau menurut saya itu sih, saya melihatnya itu bagus. Kalau mau dikaitkan dengan Pemilu ya berarti di manapun berada kita jangan lupa kita ini Indonesia,” lanjutnya. (LDY)