Sekda Jateng Ajak Generasi Muda Kembangkan Pertanian Modern

inilahjateng.com (Semarang) – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, mengajak generasi muda di Jawa Tengah untuk mengembangkan pertanian dengan memanfaatkan teknologi modern agar menghasilkan produk pertanian yang lebih optimal dan berdaya saing tinggi.
Hal ini disampaikan Sumarno saat menghadiri panen melon premium di Kawasan Food Estate Hortikultural, Desa Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Jumat (8/11/2024).
Melon premium tersebut dibudidayakan dengan sistem smart farming oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rahayu Makmur.
Dirinya menyebut, melalui konsep ini, hasil panen sudah berhasil menembus pasar ekspor, termasuk ke Singapura, dan merambah pasar-pasar modern di kota besar seperti Bali, Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Semarang.
“Budidaya melon sistem hidroponik ini mempunyai potensi yang cukup besar. Bahkan, produknya sempat tembus Singapura,” ujar Sumarno.
Namun, ia menyayangkan bahwa sektor pertanian di Jawa Tengah masih menghadapi tantangan, terutama terkait rendahnya minat generasi muda untuk menekuni usaha di bidang ini.
“Saya mengapresiasi ketua Gapoktan Rahayu Makmur, masih muda tapi menjadi pionir pertanian. Saya yakin dengan pola-pola seperti ini pertanian Jateng akan maju,” katanya.
Untuk meningkatkan jangkauan pasar melon premium dari Temanggung, Pemprov Jateng bekerja sama dengan Bank Indonesia serta pemangku kepentingan lainnya dalam memfasilitasi petani mengikuti pameran di tingkat nasional dan internasional.
Sumarno menambahkan, pertanian modern berpotensi besar untuk dikembangkan di Jawa Tengah, sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045, yang menetapkan Jawa Tengah sebagai provinsi penopang pangan dan industri.
Sementara, Ketua Gapoktan Rahayu Makmur, Hendi Nur Seto menambahkan bahwa melon premium yang dibudidayakan di kawasan Food Estate Hortikultural Bansari terdiri dari berbagai jenis, seperti Japanese, Korea, Thailand, Sweet Lavender, dan Spanyol.
“Di sini ada 16 greenhouse yang menjadi pusat budidaya untuk melon premium dengan pemasaran ke pasar-pasar modern, sehingga mampu meningkatkan perekonomian kelompok tani,” jelasnya.
Menurut Hendi, budidaya melon dengan sistem greenhouse smart farming lebih produktif dibandingkan dengan metode konvensional.
Pada lahan seluas 300 meter persegi, sistem ini mampu menampung 1.000 tanaman dengan hasil panen mencapai 1-2 ton, sedangkan dengan cara konvensional hanya menghasilkan sekitar 1 ton dari 600 tanaman.
“Kami bertani modern sejak 2021. Dan sekarang hampir sebagian besar pemuda-pemuda yang ada di desa banyak yang membuka usaha di bidang pertanian. Karena pasar dan harganya sudah jelas, sehingga minat anak-anak muda bertani semakin tinggi,” tambahnya. (BDN)