
inilahjateng.com (Semarang) – Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk menurunkan angka stunting atau zero kasus di tahun 2024.
Upaya penanganan stunting tidak hanya dilakukan oleh dinas-dinas saja tapi pada tingkat Kecamatan juga dilakukan berbagai intervensi penanganan stunting. Kecamatan Semarang Barat salah satu yang aktif dalam menangani stunting dengan berbagai inovasinya.
Pasalnya hingga bulan September 2023, Kecamatan Semarang Barat masih mendudukin peringkat kedua dari 16 Kecamatan, dengan jumlah anak stunting terbanyak yakni 94 anak. Sementara dari 16 Kelurahan yang masuk dalam Kecamatan Semarang Barat, Kelurahan Kembang Arum menjadi penyumbang anak stunting terbanyak yakni 16 anak.
Camat Semarang Barat, Elly Asmara banyak menggagas ide untuk melakukan intervensi menekan dan menurunkan angka stunting di wilayahnya. Yang terbaru, program Semarkustik (Semarang Barat Akustik) Charity menjadi satu upaya untuk menurunkan angka stunting.
Semarkustik Charity ini, kata Elly, adalah salah satu program terbaru Kecamatan Semarang Barat yang memberdayakan peserta hasil audisi Semar Idol untuk “ngamen” pada pasar-pasar malam yang ada di Kecamatan Semarang Barat.
Uniknya, ngamen tersebut tidak hanya memberikan hiburan bagi masyarakat saja tapi juga sekaligus ajang bakti sosial untuk menggalang dana guna menangani berbagai permasalahan di Semarang Barat seperti kemiskinan ekstrim dan stunting.
“Kita berdayakan 20 finalis Semar Idol untuk menghibur warga dengan konsep Charity. Jadi ngamen tapi juga bakti sosial,” kata Elly, Jumat (20/10/2023).
Semarkustik Charity ini digelar setiap bulan, dalam pada bulan Oktober ini menjadi kali pertama Charity digelar di pasar malam Bojong Salaman dengan menghasilkan dana sumbangan sebesar Rp 3 juta. Dana sumbangan ini nantinya akan digunakan untuk memberikan makanan tambahan (PMT) dan susu bagi anak stunting di daerah Semarang Barat.
“Memang baru pertama kali ini, kemarin di pasar malam Bojong Salaman BKB. Hasilnya dapat sekitar Rp 3 juta nanti kita belikan PMT dan susu untuk anak-anak stunting di wilayah kita,” terang Elly.
Selain diberikan untuk kebutuhan anak-anak stunting, hasil ngamen Charity tersebut juga diberikan kepada warga yang masuk dalam kemiskinan esktrim untuk dijadikan modal kerja.
Pasalnya, keluarga yang masuk dalam kemiskinan ekstrim juga menjadi salah satu faktor adanya anak stunting dalam keluarga tersebut.
“Kita akan rutinkan sebulan sekali muter ke pasar-pasar malam di Semarang Barat yang sudah kami petakan. Seperti PKL Bojong Salaman, Pasar malam Kamis di Ariloka, pasar Senin malam di Kembang Arum, pasar minggu pagi Jalan Wr Supratman, pasar di bandara lama,” bebernya.
Sementara Itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan hingga bulan September 2023, jumlah kasus stunting di Kota Semarang turun menjadi 938 kasus dari bulan sebelumnya 1.022 kasus.
Hasil ini didapatkan dari operasi timbang yang dilakukan rutin setiap bulannya oleh Dinas Kesehatan. Bahkan target pada Desember 2023 angka stunting di Kota Semarang hanya tinggal 5 persen.
“Semoga tembus angka segitu,” ujar Hakam.
Hakam membeberkan kunci untuk menurunkan stunting di Kota Semarang yang dilakukan Dinas Kesehatan adalah dengan menggenjot PMT bagi anak stunting dan menjalankan program daycare yang baru diluncurkan pada tahun 2023 ini.
Melalui daycare, anak stunting bisa dilakukan intervensi dan pemantauan rutin hingga anak-anak tersebut lulus stunting. Saat ini di Kota Semarang sudah ada 4 daycare dan rencananya hingga akhir tahun ini akan ada tambahan 4 daycare lagi.
Saat ini daycare untuk anak stunting sudah ada di Kecamatan Semarang Barat, Semarang Utara, Gunungpati dan Tembalang. Nantinya akan ditambah lagi di Semarang Selatan, Semarang Timur, Pedurungan dan Ngaliyan.
“Di daycare ini balita yang datang diberikan makan pagi, lalu kegiatan, makan siang, tidur siang dan dipastikan makanan yang diberikan masuk ke anaknya. Setiap daycare ada 10 pengasuh,” tuturnya.
Setiap kali makan per anak, lanjut Hakam diberikan makanan dengan takaran 1.400 kalori. Dengan takaran makanan sepeti itu, paling tidak dalam 2 – 3 bulan anak-anak tersebut akan lulus dari stunting.
Setelah lulus dan tidak lagi masuk daycare maka anak akan tetap dipantau oleh petugas dari Puskesmas setiap dua minggu sekali terkait dengan makanan hingga pola asuh selama di rumah.
“Daycare ini gratis jadi orang tua tidak perlu khawatir menitipkan anaknya yang stunting disini agar bisa diintervensi sampai lulus stunting. Tidak tipu-tipu ya bahkan yang meresmikan daycare ini Bu Menteri PPPA,” pungkasnya. (LDY)