inilahjateng.com (Semarang) – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang berupaya untuk mempertahankan predikat Kota Layak Anak (KLA) kategori utama.
Hal ini disampaikan Plt Kepala DP3A Kota Semarang, Noegroho Edy Rijanto usai kegiatan penguatan gugus tugas Kota Layak Anak 2024 di Gedung PKK, Kamis (12/12/2024).
Edy mengatakan ada sejumlah indikator penilaian KLA yang sudah dikirim melalui aplikasi Kota Layak Anak. Dokumen yang dikirimpun dipastikan sesuai dengan kondisi di lapangan.
“Selama kunjungan, kalau ada yang kurang kami perbaiki, kami kasih masukan supaya ada perbaikan. Kami evaluasi terus. Kami butuh komitmen dari teman-temab OPD maupun swasta,” katanya.
Dari sisi sarana dan prasarana, lanjut Edy, Kota Semarang sudah membangun kota layak anak sejak lama. Namun, pemeliharaan yang harus diperhatikan agar tetap dalam kondisi baik.
Misalnya, di sekolah, sarana prasarana untuk Kota Layak Anak sudah sangat mendukung.
Dinas Pendidikan berkomitmen menciptakan sekolah ramah anak. Begitu pula puskesmas dan kantor pemerintahan lainnya.
“Kecamatan, kelurahan, kami dorong adanya tempat bermain anak. Sudah banyak, tinggal peningkatan,” jelasnya.
Edy menyampaikan, indikator yang tidak bisa dihindari adalah angka kekerasan pada anak.
Hal tersebut menjadi salah satu penilian KLA. Total kasus kekerasan di Kota Semarang sekitar 264 kasus. Sebanyak 20 – 30 persen diantaranya merupakan kasus anak.
Oleh karena itu, pihaknya meningkatkan edukasi dan penyuluhan pencegahan kekerasan pada anak melalui kerjasama dengan tokoh masyarakat dan lembaga kelurahan.
Tujuannya, agar kasus kekerasan terhadap anak tidak terjadi.
“Macam-macam kasusnya. Ini harus ditekan karena itu harus dikaporkan, itu jadi penilaian,” tandasnya. (LDY)
