Market

Semen Padang Kembangkan Destinasi Wisata Kampung Songket Sawahlunto

inilahjateng.com (Jakarta) – PT Semen Padang selaku anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) turut menjaga pelestarian songket silungkang yang merupakan songket khas dan warisan budaya dari Sawahlunto, Sumatra Barat.

Dukungan tersebut dibuktikan dengan pengembangan destinasi wisata kampung songket  di Desa Lunto Timur, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto, Sumatra Barat.

Pengembangan kampung songket telah dimulai pada 25 April 2024 lalu saat PT Semen Padang melakukan seremonial Peletakan Batu Pertama Landscaping (tata ruang) kampung songket yang diberi nama Kampung Dolas Songket.

Pemberian nama Kampung Dolas Songket merupakan  apresiasi terhadap perhatian dan upaya UMKM Dolas Songket terhadap pelestarian songket silungkang.

Pengembangan Kampung Dolas Songket meliputi, pembangunan gapura, perbaikan akses jalan, pembangunan fasilitas assembly point (titik kumpul) untuk wisatawan, hingga bantuan mesin tenun.

Dolas Songket didirikan oleh Anita Dona Asri pada 2014. Anita Dona Asri yang akrab disapa Dona (38 tahun) adalah seorang local hero kelahiran Lunto yang memperjuangkan kelestarian songket silungkang dengan memberikan edukasi dan pelatihan menenun bagi masyarakat di desanya.

Baca Juga  Pemkot Semarang Sosialisasikan Pembelian LPG 3KG Pakai KTP

Dengan ikhtiarnya itu, songket silungkang juga diharapkan dapat menjadi sumber ekonomi keluarga.

Nama Dolas Songket sendiri merupakan gabungan dari nama Dona dan dua adiknya, yaitu Lastri dan Sepri.

Dona mengisahkan, keahlian menenun songket telah dimiliki sejak duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar yang ia pelajari dari orangtuanya.

Keahliannya itu terus ditekuni dengan membuat usaha kecil-kecilan hingga mampu membiayai studinya di salah satu perguruan tinggi di Sumatra Barat hingga selesai pada 2010.

Dona pun akhirnya memantapkan niatnya mendirikan Dolas Songket dengan modal awal Rp10 juta dan dibantu seorang kerabat pada 2014.

”Sekarang saya memiliki team work profesional sebanyak 29 orang yang telah memiliki kemampuan menenun sejak usia remaja.  Produk yang ditawarkan juga bermacam-macam, dari kain, sarung, kemeja pria dan gaun wanita, dengan harga bervariasi mulai dari Rp400 ribu-Rp3,5 juta. Untuk pembelian dapat dilakukan di galeri Dolas Songket atau melalui media sosial dan marketplace. Alhamdulillah, per bulannya rata-rata ada 120 item terjual dengan peningkatan omzet sebesar 65% dibandingkan awal usaha,” ungkapnya.

Baca Juga  Minim Investor dan Bebani APBN, Proyek IKN Diprediksi Mangkrak

Pencapaian ini tidak lantas membuatnya lupa dengan impiannya untuk membuat desanya sebagai destinasi  wisata kampung songket.

”Di desa saya ada sekitar 15 penenun lainnya dan kami intens berkomunikasi. Saya ingin songket silungkang dikenal lebih luas lagi hingga mancanegara.  Dalam pikiran saya, wisatawan yang berkunjung ke desa kami nantinya tidak hanya membeli songket tetapi juga bisa mencoba menenun songket. Menurut saya itu akan memberikan kesan mendalam,” jelas Dona.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Impiannya tersebut mendapat dukungan dari  PT Semen Padang, perusahaan semen tertua di Indonesia kebanggaan masyarakat minang dan bangsa Indonesia.

Sejak menjalin komunikasi dengan PT Semen Padang pada akhir 2023, sejumlah bantuan telah diberikan oleh PT Semen Padang untuk mendukung pengembangan Dolas Songket, seperti pelatihan membuat desain songket berbasis digital pada Maret 2024.

”Pelatihan yang diadakan PT Semen Padang sangat membantu dan membuat waktu pembuatan desain menjadi sangat cepat, dari yang awalnya butuh 7 hari dengan cara manual menjadi hanya 3 jam saja. Selain itu, kami juga mendapat bantuan komputer dan mesin printing. Terima kasih banyak PT Semen Padang dan SIG. Semoga terus maju dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujar Dona.

Baca Juga  Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi, Pengamat Sebut Kinerja Pertamina Tahan Banting

Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengatakan, salah satu fokus SIG dalam menyusun dan menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) adalah dengan mengoptimalkan potensi sumber dayadan kearifan lokal, serta isu strategis pada suatu daerah, sehingga dapat menciptakan nilai dan manfaat secara berkelanjutan.

”Pengembangan kampung Dolas Songket yang dilakukan oleh PT Semen Padang adalah langkah strategis yang sejalan dengan semangat keberlanjutan SIG untuk menjaga eksistensi songket silungkang sebagai warisan budaya bangsa agar tetap lestari dan meningkatkan ekonomi masyarakat,” kata Vita.

Dengan pendampingan secara menyeluruh akan lahir penenun-penenun andal yang mampu membawa songket silungkang ke kancah global dan mengharumkan nama Indonesia. (*)

Simak terus inilahjateng.com untuk mendapatkan informasi baru dan perkembangan beragam berita peristiwa menonjol di Jawa Tengah serta nusantara mulai politik, hukum, kriminal, ekonomi-bisnis, sosial-budaya, olah raga, kesehatan, pendidikan, pariwisata, hiburan (entertainment), hingga kearifan lokal (local wisdom) dan lainnya.

Back to top button