JatengEkonomi & Bisnis

Seni Ukir Jepara Diharapkan Jadi Warisan Dunia

inilahjateng.com (Jepara) – Bupati Jepara, Witiarso Utomo mengusahakan agar seni ukir dapat menjadi warisan budaya dunia.

Hal itu ia sampaikan saat bertemu dengan Wakil Ketua MPR dengan Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat.

“Kami memohon kesediaan Ibu Lestari Moerdijat untuk membantu dan mendorong agar seni ukir Jepara ini menjadi warisan budaya dunia lewat UNESCO,” jelas Wiwit, Sabtu (8/3/2025).

Dengan sinergitas ini, harapan tersebut dapat mudah terealisasi.

Bupati yang didukung 9 partai itu juga mengaku siap untuk membantu materi dan bahan apa saja yang diperlukan guna memenuhi persyaratan dari UNESCO.

“Pengrajin ukir itu beda dengan pekerja di pabrikan, yang jelas mengenai BPJS dan penggajiannya. Untuk itu kami akan berupaya untuk mengambil kebijakan agar kesejahteraan pengukir tercukupi,” tandasnya.

Baca Juga  Pemprov Jateng Buka Pelayanan Gratis hingga Bantuan Sembako

Kepada Lestari, Ia juga menyampaikan akan mengambil langkah untuk memperhatikan kesejahteraan pengukir, salah satunya adalah pemberian BPJS Ketenagakerjaan gratis yang sepenuhnya akan dibayarkan oleh Pemkab Jepara kepada para pengukir.

Dengan BPJS tersebut, Wiwit berharap dapat mengcover para pengukir yang mengalami kecelakaan kerja.

Bukan hanya para pekerja ukir, Bupati juga akan memperhatikan nasib keluarga pengukir dengan memberikan beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) kepada anak para pekerja ukir.

“Dengan beasiswa ini saya harap dapat membantu pendidikan anak pengukir. Apalagi kalau mereka dapat bersekolah di jurusan ukir sehingga dapat melanjutkan dan melestarikan seni ukir Jepara,” ucap Wiwit.

Bupati mengatakan akan memberikan perhatian khusus pada keberlanjutan seni ukir.

Baca Juga  Wakil Ketua DPRD Jateng Ingatkan Pemerintah Update DTKS

Ia memerintahkan agar Jepara dan seni ukir dapat di re-branding sehingga memunculkan nilai ekonomi yang baru dan meningkat.

“Kami akan pikirkan stimulan-stimulan agar para milenial dan gen z ini mau untuk meneruskan warisan nenek moyang kita. Prestise sebagai pengukir ini harus ada, agar tidak dipandang sebelah mata,” pungkasnya. (NIF)

Back to top button