Arena

Seruan Semakin Keras Menolak Israel Ikut Olimpiade Paris


Sebuah petisi yang menyerukan agar Israel dilarang mengikuti Olimpiade Paris karena perangnya di Gaza telah mencapai lebih dari 370.000 tanda tangan. Petisi ini untuk menekan Komite Olimpiade yang akan bertemu di Swiss kurang dari sebulan sebelum pertandingan.

Kelompok kampanye global Avaaz meluncurkan petisi online yang menyerukan Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk melarang Israel mengikuti pertandingan tersebut sampai pemerintahnya menghentikan serangannya terhadap warga sipil tak berdosa di Gaza.

Sejak 7 Oktober, setidaknya 37.164 orang tewas dalam serangan tanpa pandang bulu Israel di Jalur Gaza, dan lebih dari 84.000 orang terluka. Kebanyakan yang menjadi korban adalah warga sipil tak berdosa dan anak-anak.

Petisi hingga hari Selasa (11/6/2024), telah mengumpulkan 379.821 tanda tangan dari seluruh dunia dan berharap dapat mencapai setengah juta tanda tangan pada 12 Juni, ketika pertemuan Dewan Eksekutif IOC berlangsung di Lausanne, Swiss akan berdiskusi seputar Olimpiade mendatang.

Baca Juga  KPK Ungkap Hasil Pemeriksaan Dirut PT Hutama Karya Budi Harto terkait Korupsi Tol Sumatera

“Ketika dunia berkumpul untuk menyambut Olimpiade, kita memiliki kesempatan untuk mengirimkan pesan bahwa pembunuhan massal warga sipil tidak akan ditoleransi oleh komunitas global. Tekanan meningkat terkait rencana atlet Israel berkompetisi,” ungkap Avaaz, mengutip The New Arab (TNA).

Petisi ini bukan pertama kalinya muncul. Sudah sejak beberapa bulan lalu ada seruan publik agar Israel tidak diikutsertakan dalam Olimpiade Paris, yang akan melibatkan 10.500 atlet di 32 cabang olahraga berbeda.

Klub dan aktivis olahraga Palestina, serta sekelompok politisi Prancis telah meminta IOC untuk melarang atlet Israel mewakili negaranya dalam kompetisi musim panas. Pada bulan Januari, klub olahraga dan pemuda Palestina menyerukan pengecualian terhadap Israel sebagai bagian dari kampanye boikot yang lebih luas.

Surat terbuka yang ditandatangani oleh 32 organisasi tersebut mengimbau IOC untuk “menerapkan prinsip-prinsipnya dan memenuhi kewajibannya” dengan melarang Israel.

Baca Juga  The Daddies On Fire! Tembus Final Australia Open 2024 Usai Gebuk Jagoan Taiwan

Standar Ganda Komite Olimpiade

Menyusul seruan boikot tersebut, yang sejauh ini tidak diindahkan, komite Olimpiade dituduh menerapkan standar ganda karena tidak menerapkan respons yang sama terhadap perang Israel di Gaza seperti yang dilakukan terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Pada bulan Maret, Komite Olimpiade Internasional mengatakan bahwa atlet Rusia dan sekutunya Belarusia tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam Olimpiade 2024 di Paris mewakili negara mereka.

Keputusan tersebut diambil seiring terjadinya invasi Rusia ke Ukraina. Para atlet akan bertanding sebagai ‘Atlet Netral Perorangan’ di pertandingan Paris dan tidak akan berpartisipasi dalam upacara pembukaan.

Palestina akan memiliki dua atlet yang berpartisipasi dalam pertandingan tersebut, menandai penampilan kedelapan mereka di Olimpiade Musim Panas sejak diterima pada tahun 1996.

Baca Juga  Di Rumah Ada Jentik Nyamuk, Siap-siap Kena Denda Rp50 Juta!

Sebanyak 170 Atlet Palestina Terbunuh

Perang di Gaza mempunyai dampak buruk terhadap olahraga dan olahragawan Palestina. Setidaknya 170 warga Palestina di antara para atlet, pelatih dan staf yang terkait dengan Komite Olimpiade Palestina telah terbunuh.

Sekelompok politisi sayap kiri di Perancis pada bulan Februari mendesak presiden IOC Thomas Bach untuk mengecualikan Israel berpartisipasi dalam Olimpiade mendatang. Ini bukan pertama kalinya Olimpiade mengusir sebuah negara. Pada tahun 1972, tim Afrika Selatan dilarang mengikuti Olimpiade selama 23 tahun berikutnya karena sistem rasial apartheid yang berlaku di negara tersebut. Piagam Olimpiade melarang diskriminasi terhadap negara atau individu mana pun berdasarkan ras, agama, gender, atau politik. 

Pertandingan ini akan dimulai pada 1 Juli di Paris, dengan upacara pembukaan besar yang akan menampilkan tim melakukan perjalanan dengan perahu di sepanjang sungai Seine.

Back to top button