Ekonomi & Bisnis

Sido Muncul Buyback Saham Rp 300 M, Strategi Baru atau Langkah Jitu?

inilahjateng.com (Semarang) – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk kembali membuat gebrakan di pasar saham.

Perusahaan jamu raksasa ini menyiapkan anggaran sebesar Rp300 miliar untuk membeli kembali (buyback) sahamnya, dalam langkah strategis yang diyakini akan memperkuat nilai perusahaan di mata investor.

Corporate Secretary Sido Muncul, Tiur Simamora, mengungkapkan jumlah saham yang akan dibeli kembali sekitar 1,5% atau setara 450 juta saham dari total saham yang beredar.

“Perkiraan dana yang dimohonkan pada persetujuan RUPST untuk pembelian kembali saham adalah sebanyak-banyaknya Rp300 miliar, tidak termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya,” ujar Tiur, Selasa (18/3/2025).

Buyback ini dilakukan karena harga saham Sido Muncul saat ini dinilai belum mencerminkan nilai wajar berdasarkan kinerja perusahaan.

Oleh karena itu, perusahaan membatasi harga pembelian saham maksimal Rp760 per saham, sesuai dengan ketentuan POJK 29/2023.

Baca Juga  Bandara Ahmad Yani Buka Rute Baru ke Jambi dan Pangkalpinang, Ini Jadwalnya

Menyeimbangkan Buyback dan Ekspansi

Keputusan buyback ini akan berlaku selama 12 bulan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 2 Mei 2025.

Namun, pelaksanaan buyback bisa dihentikan lebih awal jika:
1. Target saham yang dibeli sudah tercapai,
2. Periode 12 bulan telah berakhir,
3. Dana yang dialokasikan sudah habis, atau
4. Manajemen Sido Muncul memutuskan untuk menghentikannya jika dianggap perlu.

Namun, di balik rencana buyback ini, Sido Muncul tidak hanya fokus pada saham, tetapi juga agresif dalam mengembangkan bisnisnya.

Direktur Utama Sido Muncul, David Hidayat, menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 10% (yoy) di 2025, melampaui pertumbuhan tahun lalu yang hanya 9,9% (yoy).

Bahkan, ia optimis pertumbuhan bisa mencapai 15% dengan strategi yang tepat.

Baca Juga  Jelang Lebaran, Penjual Daging di Salatiga Sepi Pembeli

“Kami terus berinovasi dan yakin produk kami tetap diminati karena berkhasiat. Tahun ini, kami akan menjaga pertumbuhan di kisaran 10%, bahkan berupaya mencapai 15%,” ujar David.

Untuk mewujudkan target tersebut, perusahaan akan memperluas jaringan distribusi, memperkuat penetrasi pasar, serta mempercepat inovasi produk.

Tak hanya mengandalkan kekuatan merek, Sido Muncul juga telah mengadopsi teknologi Industri 4.0 untuk memastikan proses produksi lebih higienis dan efisien.

“Semua sudah otomatis, tanpa sentuhan tangan manusia dan menggunakan aluminium foil untuk kemasan agar lebih ramah lingkungan,” jelas David.

Dengan pendekatan modern ini, Sido Muncul tidak hanya menjaga kualitas produknya, tetapi juga meningkatkan daya saing di pasar jamu dan kesehatan konsumen yang terus berkembang.

Targetkan Rp4,3 Triliun di 2025

Baca Juga  Mendag Puji Jawa Tengah Siap Jadi Magnet Investasi Multisektor

Pada tahun 2024, Sido Muncul mencatatkan penjualan sebesar Rp3,92 triliun.

Dengan target pertumbuhan 10%, perusahaan optimistis bisa membukukan penjualan sekitar Rp4,3 triliun pada 2025.

Sebagai strategi tambahan, Sido Muncul telah menaikkan harga jual Tolak Angin—produk andalannya yang menguasai 72% pangsa pasar.

Kenaikan harga ini dilakukan sebagai respons atas meningkatnya biaya bahan baku.

Dengan kombinasi buyback saham senilai Rp300 miliar, ekspansi pasar, inovasi digital, serta strategi harga yang agresif, Sido Muncul menunjukkan tidak hanya bertahan, tetapi juga siap tumbuh lebih besar.

Namun, apakah strategi ini akan benar-benar meningkatkan nilai saham dan memperkuat dominasi pasar mereka?

Yang pasti, Sido Muncul telah menyiapkan langkah matang untuk terus menjaga posisinya sebagai raja jamu modern di Indonesia. (RED)

Back to top button