NasionalJateng

Simpatisan PSI Sambut Prabowo Dengan Yel – Yel Gemoy

inilahjateng.com (Semarang) – Simpatisan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sambut kehadiran Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dengan yel-yel “Gemoy” dan “Prabowo Gemoy”, diiringi dengan goyangan yang dipimpin Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep di atas panggung.

Hal itu berlangsung saat Prabowo Subianto menghadiri puncak perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-9 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Stadion Jatidiri Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (9/12/2023).

Prabowo memasuki panggung di tengah stadion dengan menaiki mobil golf, bersama Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan PSI Grace Natalie.

Sebelum berpidato, capres nomor urut 2 itu menyempatkan turun panggung untuk menyalami sejumlah simpatisan yang hadir, dan melemparkan topi yang dikenakannya ke arah penonton.

Baca Juga  Pemkot Semarang Siapkan Pameran Berkala Khusus Pokdarwis

“Terima kasih atas undangan (PSI) yang diberikan ke saya untuk merayakan ulang tahunnya. Saya mengucapkan selamat atas berdirinya PSI yang sekarang dipimpin anak muda, Mas Kaesang,” katanya, saat berpidato.

Menurut dia, PSI muncul dan tumbuh dengan sangat cepat dengan dipelopori anak-anak muda yang menjadi harapan bagi masa depan bangsa Indonesia.

“PSI muncul dan tumbuh secara cepat dan gemilang. Kelihatannya bakal hebat di masa yang akan datang. Anak-anak muda adalah harapan kita, harapan seluruh bangsa Indonesia,” katanya, saat berpidato.

Prabowo menyampaikan komitmennya untuk melanjutkan melanjutkan program-program Presiden Joko Widodo jika terpilih sebagai Presiden RI untuk periode ke depan.

“Yang baik dilanjutkan, yang kurang ditambah, yang perlu disempurnakan akan disempurnakan. Harus menghilangkan kemiskinan. Semua anak Indoneesia harus makan yang bergizi baik dan minum susu,” katanya.

Baca Juga  Pemerintah dan Polri Tegas Tertibkan Kendaraan ODOL Demi Keselamatan Jalan

Demikian pula dengan langkah pemberantasan korupsi dan hilirisasi yang selama ini dilaksanakan Jokowi, sebab Indonesia tidak boleh lagi menjual bahan mentah, namun harus mengolahnya agar bernilai tinggi. (AHP)

Back to top button