Study Tour, Dishub Himbau Sekolahan Gunakan Bus Terpercaya

inilahjateng.com (Semarang) – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang memberikan himbauan kepada sekolah-sekolah yang akan melaksanakan kegiatan studi tour untuk bisa memilih agen Travel yang terpercaya dan bonafide. Selain itu kondisi armada harus dipastikan dalam kondisi prima.
Hal ini menyusul adanya kecelakaan studi tour yang menimpa sejumlah siswa di Depok dan Jawa Timur hingga menimbulkan banyak korban jiwa.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang, Danang Kurniawan mengatakan, pihaknya meminta kepada pihak sekolah saat akan melakukan study tour agar memilih biro atau agen tour dan travel yang perusahaannya sudah terpercaya dan bonafide.Â
“Ketika pesan bus yang akan dipakai harus jelas perusahaan auto busnya, seperti mengetahui kapan tahun pembuatannya, dan masalah perijinan baik dari perusahaan auto bus dan kondisi bus sudah terpenuhi semua dan dipastikan armadanya laik jalan,” kata Danang, Selasa (28/5/2024).
Ia mengatakan jika pihak sekolah masih ragu terhadap perusahaan auto bus mak bis langsung menanyakan ke Dishub
“Kami imbau juga para agen perjalanan wisata untuk memakai perusahaan auto bus yang memang bertempat di kota Semarang, dan kalau ternyata memang sudah kehabisan bus dapat mencari di sekitar wilayah Semarang. Agar untuk pengecekan dan pemeriksaan armada serta tracking di lapangan tidak kesulitan dan benar-benar laik jalan,” jelasnya.Â
Saat ini, kata Danang, pihaknya bersama Satlantas Polrestabes sudah rutin melakukan pemeriksaan bus baik pariwisata maupun angkutan reguler.
“Kalau bus pariwisata kita cek armadanya di titik- titik lokasi objek wisata. Sedangkan untuk bus reguler kami cek kondisi busnya di garasi dan jalur trayeknya serta di terminal,” tuturnya.
“Pemeriksaan bus pariwisata yang dicurigai disampling di titik wisata seperti di Masjid Agung Jawa Tengah, di pusat oleh- oleh bus banyak yang masuk. Bus reguler biasanya BRT dan angkot,” lanjutnya.
Adapun pemeriksaan yang dilakukan adalah berupa kelengkapan dokumen pengemudi dan kendaraannya.
Mulai dari SIM pengendara apakah sudah sesuai, lalu pajak kendaraan habisnya kapan, dan masa berlaku uji KIR-nya juga dicek.
“Serta turun ke perijinan lainnya, apakah sesuai dengan trayeknya atau tidak,” ujarnya.
Setelahnya itu, jelasnya, baru diperiksa dari fisik kendaraannya.
“Dan secara teknis apakah laik jalan, ini bisa andalkan dengan kasat mata misalnya dilihat dari fungsi klakson, wiper dan bannya vulkanisir atau tidak dan punya alat pemecah kaca atau gak, tapi kalau pemeriksaan lebih dalam lagi harus pakai alat. Dan bisa kita perintahkan ke kantor untuk dicek kondisinya. Tapi kalau tidak mau akan ditunda perjalanannya,” ungkapnya.
Menurut Danang, ada tiga faktor penyebab terjadinya kecelakaan, selain kondisi kendaraan, juga dari sisi pengemudinya, yaitu kemampuan pengemudi yang kurang mumpuni.
Apalagi banyak kondisi jalan dimungkinkan terdapat blank spot, pengemudi biasanya tidak siap saat posisi harus memgerem mendadak di medan jalan yang berkelok, tanjakan maupun turunan yang curam, ini disebabkan oleh human error.Â
“Lalu faktor ketiga yaitu faktor alam, karena memang jalannya banyak blank spot naik dan turunan yang tajam, atau saat diperjalanan dengan kondisi hujan deras, sehingga menyebabkan jalan menjadi licin, atau jalan rusak bisa menjadi penyebab terjadi kecelakaan itu,” pungkasnya. (LDY)