Jateng

Stunting di Semarang Tinggal Satu Persen

inilahjateng.com (Semarang) – Kota Semarang mampu menurunkan angka stunting dengan sangat signifikan. Bahkan saat ini angka stunting di Kota Semarang tinggal 1,01 persen.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu membeberkan upaya kota Semarang dalam menurunkan angka stunting yakni dengan program Daycare Rumah Pelita.

Program yang diinisiasi Dinas Kesehatan Kota Semarang bekerjasama dengan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan stakeholder lainnya membuahkan hasil yang cukup memuaskan.

Dari data yang ada sejak tahun 2023 angka stunting masih berada pada1.600 an.

Kemudian pada akhir tahun 2023 melalui program daycare menjadi 1.300 an kasus.

Menariknya, pada Februari 2024 angka stunting di Semarang tinggal 857 atau pada prosentse 1,01 persen.

Baca Juga  PT. RPS Siap Kolaborasi Dukung Program Pemerintah

“Targetnya akhir tahun 2024 sudah bisa zero stunting,” ungkap Ita, sapaan akrabnya, saat konferensi pers di Lobby Kantor Wali Kota Semarang, Jumat (22/3/2024).

Ita mengatakan penurunan angka stunting yang signifikan ini berkat upaya komprehensif yang dilakukan pemerintah bersama stakeholder.

Terlebih dalam memantau data penurunan stunting, pemerintah kota Semarang memanfaatkan digitalisasi untuk melihat sejauh mana proses penurunannya.

“Kami punya pandangan, perencanaan, dan inovasi di Kota Semarang ini bisa menjadi atau diimplementasikan ke tingkat lebih tinggi, dengan memakai digitalisasi sebagai pemacu proses-prosesnya. Dan saat ini penurunan angka stunting di Kota Semarang sangar drastis,” ungkapnya.

“Semoga program yang dijalankan di Kota Semarang bisa lebih baik dan bisa disempurnakan, khususnya dalam upaya penanganan stunting dari hulu sampai hilir,” lanjutnya.

Baca Juga  Kasus Pelanggaran Hak Cipta "Morning At Prambanan" Naik ke Penyidikan

Kedepan, ia berharap masyarakat bisa ikut berperan dalam upaya menurunkan angka stunting, di samping perencanaan-perencanaan yang sudah dijalankan pemerintah.

Saat ini pihaknya tengah memberikan perhatian khusus ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).

“Kita juga harus waspada ada ibu KEK, sehingga harus dilakukan penanganan. Maka kami lakukan pembuatan program siaga stunting, jadi betul-betul motret dari masing-masing anak stunting dan ibu hamil. Nanti akan dilihat satu-satu keluarga, seperti dalam upaya kamu menurunkan kemiskinan ekstrem. Kita akan buat parameternya,” tandasnya. (LDY)

Back to top button