Nasional

Survei Indikator Politik: Hanya 4 Persen yang Memilih PDIP karena Megawati

Indikator Politik Indonesia merilis survei terbarunya. Hasilnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki pengaruh besar terhadap elektabilitas PDIP. Tercatat, sebanyak 21,9 persen publik memilik PDIP karena alasan suka dengan Jokowi.

Jadi artinya kita bisa simpulkan Presiden Jokowi punya kontribusi elektoral yang sangat memadai ya sangat besar buat PDI Perjuangan,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia di Jakarta, Jumat (20/10/2023).

Adapun, lanjut dia, alasan terbesar pertama pemilih dalam memilih partai banteng moncong putih ialah karena sebanyak 27,3 persen masyarakat sudah terbiasa memilih PDIP. “Dan tanpa mengurangi rasa hormat ya, yang memilih PDI Perjuangan karena alasan spontan suka dengan Ibu Megawati itu hanya empat persen,” tutur dia.

Baca Juga  Terkait Laporan Jokowi, BSJL Gandeng Advokat Asri Purwanti dalam Pemeriksaan Saksi

Burhanuddin memprediksi raihan suara PDIP bisa merosot, bila nantinya jelang pemilu, benar terjadi perpecahan antara Jokowi dengan Megawati. “Jadi itu kira-kira alasan-alasan memilih PDI Perjuangan. Tentu bapak atau ibu sekalian bisa mendiskusikan nih, bagaimana kelanjutan elektoral dari PDIP kalau hubungan dengan Presiden Jokowi merenggang,” ucapnya.

Dalam survei tersebut, PDIP menjadi partai yang meraih dukungan tertinggi yakni mencapai 22,3 persen, kemudian Partai Gerindra di urutan kedua sebesar 16,9 persen, disusul Partai Golkar sebesar 9,1 persen.

Lalu, urutan keempat ditempati oleh PKB dengan raihan dukungan 8,1 persen, kemudian Partai NasDem (6,9 persen), PKS (5,7 persen), PAN (4,5 persen), dan Partai Demokrat (4,3 persen). “Yang lain secara absolut suaranya di bawah empat persen, parliamentary threshold,” katanya.

Baca Juga  Sido Muncul Beri Apresiasi Satpam Tunaikan Nazar Lari 140 KM

Meski demikian, survei mencatat bahwa tingkat dukungan untuk PDIP sejatinya mengalami penurunan sebesar 3,7 persen yakni dari 26 persen pada bulan Agustus, menjadi 22,3 persen pada bulan Oktober.

Sekadar informasi, survei dilakukan pada 2 hingga 10 Oktober 2023 itu dilakukan dengan populasi survei yang terdiri atas warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilu, yakni mereka yang berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling yang diikuti sebanyak 1.200 responden dengan over sample di 12 provinsi, sehingga total sampel 4.300 responden. Margin of error survei sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca Juga  Pengacara Ronald Tannur Divonis 11 Tahun Penjara dan Denda Rp750 Juta
Back to top button