NasionalJateng

Susul Kampus Lain, Civitas Academica Unisnu Jepara Serukan Darurat Demokrasi di Indonesia

inilahjateng.com, (Jepara) – Para dosen, alumni, dan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara menyerukan darurat demokrasi di Indonesia, pada Rabu (7/2/2024).

Mereka yang tergabung dalam ‘Masyarakat dan Mahasiswa untuk Demokrasi’ menyusul kampus lain yang sudah menggaungkan kiritik terhadap pemerintah Jokowi yang telah melanggar etika dan menciderai demokrasi di Indonesia.

Salah satu dosen Unisnu Jepara, Mayadina Rohmi Musfiroh bersama sekitar 70 peserta aksi lainnya membacakan pernyataan sikap dan seruan moral di Kampus Unisnu pukul 14:30 WIB.

Acara tersebut diawali dengan dialog bersama.

“Elit-elit politik tidak lagi malu atau sungkan mempraktikkan penyalahgunaan kekuasaan. Terang benderang! Bagi mereka, kekuasaan merupakan manifestasi kepentingan politik elit dan oligarki dengan membajak sumber daya negara,” katanya.

Baca Juga  Tindak Premanisme Parkir, Pemkot Solo Teken MoU dengan Polresta

Dekan Fakultas Hukum dan Syariah (FSH) Unisnu tersebut mengecam penggunaan hukum sebagai alat untuk melancarkankan untik meraih kekuasan.

“Sikap para pemimpin bangsa yang tidak lagi mencirikan seorang negarawan, tetapi elit politik. Indikatornya adalah pencalonan putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang sarat kepentingan politik dan cacat moral/etika,” ujar Mayadina.

Dirinya juga menyinggung ketua KPU yang melakukan pelanggaran sesuai dengan Putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dan menjatuhi sanksi peringatan keras terakhir.

“Padahal Pemilihan Umum 2024 seharusnya menjadi peristiwa demokrasi yang melibatkan partisipasi rakyat dengan maksud memilih pemimpin dan perwakilan rakyat terbaik yang akan memperjuangkan keadilan pemerataan dan kemaslahatan publik, tanpa adanya intimidasi dan ketakutan,” terangnya.

Baca Juga  Lonjakan Pengunjung Wisata di Jepara saat Libur Sekolah 

Masyarakat dan Mahasiswa untuk Demokrasi juga menyampaikan 7 tuntutan dan ajakan kepada mahasiswa dan masyarakat umum, salah satunya untuk terus mengawal jalannya Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Usai pembacaan pernyataan sikap dan seruan moral, ‘Masyarakat dan Mahasiswa untuk Demokrasi’ membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk solidaritas untuk Pemilu yang jujur dan bermartabat.

“Semoga kita semua, sebagai bagian integral dari bangsa ini, agar terus menerus memperjuangkan prinsip dan etika dalam berdemokrasi, menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” pungkas dia. (NIF)

Back to top button