NasionalJateng

TBC di Sukoharjo Meningkat, Didominasi Usia Produktif

inilahjateng.com, (SUKOHARJO) – Kasus tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sukoharjo didominasi oleh usia produktif.

Mirisnya, dari tahun 2022 lalu, saat ini kasus tersebut mengalami kenaikan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, mengatakan, sejak Januari-November 2023 ditemukan pasien terduga tuberkulosis (TBC) sebanyak 10.660 orang atau mencapai 120,9% surveilans. Dari jumlah tersebut, temuan kasus TBC mencapai 1.460 kasus atau sebanyak 80,5%.

“Telah terjadi kenaikan dibanding tahun lalu yang hanya 68,1% atau sebanyak 1.260 kasus,” kata Tri Tuti, dalam konferensi pers di salah satu hotel di kawasan Solobaru, Grogol, Sukoharjo, Rabu (29/11/2023).

Tri Tuti menyebut, penemuan terduga TBC dengan angka lebih dari 100% didapatkan dari gerakan bersama lintas program, sektor, dan berbagai organisasi profesi kesehatan. Ini dilakukan untuk melakukan surveilans aktif dan investigasi kontak kasus, baik di fasilitas kesehatan (faskes) maupun masyarakat berisiko.

Baca Juga  LKPP Sosialisasikan Perpres Baru, Dorong Pengadaan Daerah Lebih Transparan dan Efisien

“Kasus TBC tertinggi di Kabupaten Sukoharjo terjadi pada kelompok umur produktif sebanyak 46% dengan usia 15-59 tahun. Kasus pada anak sebanyak 36% dan lansia sebanyak 17%,” ujarnya.

Kasus pada anak mencapai 537 kasus dari target temuan sebanyak 205 kasus. Jumlah tersebut dilihat dari konfirmasi klinis sebanyak 64% dan terkonfirmasi bakteriologis sebesar 36%.

Gejala yang di alami pada anak maupun orang dewasa hampir sama, di antaranya sering batuk tanpa sebab yang jelas. Termasuk penurunan berat badan hingga gejala berkeringat pada malam hari.

“Saya minta orang tua harus peka terhadap gejala TBC, karena anak terkadang tidak mengomunikasikannya pada orang tua,” ujarnya. 

Dilanjutkan Tri Tuti, pada dasarnya tidak ada penularan langsung melalui hujan. Namun dengan kondisi cuaca yang tidak pasti, maka akan mengurangi kekebalan tubuh terutama usia anak.

Baca Juga  LKPP Dorong BUMN Gunakan Katalog Elektronik untuk Efisiensi Pengadaan

Bahkan menurutnya, keluarga yang tinggal di rumah yang belum permanen dan memiliki kelembapan tinggi serta tidak ada akses cahaya merupakan orang-orang berisiko TBC.

Sementara itu, Koordinator Tuberculosis dari Komunitas Mentari Sehat Indonesia (MSI) Sukoharjo, Akmal Mukhibin, menuturkan, tak sedikit penderita TBC harus kehilangan pekerjaan akibat kondisi kesehatannya.

Pada kasus ini, MSI bekerjasama dengan Dinkes Sukoharjo untuk meminimalkan munculnya kasus baru. Salah satunya dengan membangun komitmen implementasi penanggulangan TBC di tempat kerja.

Guna menggalang komitmen implementasi penanggulangan TBC di tempat kerja, Dinkes telah memfasilitasi pertemuan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Disnakertrans, Dinas Sosial, BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Baznas serta organisasi profesi kesehatan.

Dari hasil kegiatan tersebut telah tercapainya kesepakatan pelaksanaan skrining TBC di fasilitas umum, seperti pasar dan perusahaan. Pengajuan usulan bantuan renovasi rumah tidak layak huni bagi pasien TBC, serta usulan pembiayaan perawatan pasien TBC yang tidak memiliki jaminan kesehatan.

Baca Juga  Pemkot Salatiga Dorong Pelajar Jadi Garda Depan Cegah Radikalisme

Selain itu mengadakan prioritas pembuatan kepesertaan JKN tertanggung pemerintah untuk pasien TBC, hingga pelaksanaan penanggulangan TBC di tempat kerja.

“Kami siap secara aktif terlibat dalam menangani permasalahan TBC di Kabupaten Sukoharjo. Kita harus memberikan perhatian intensif terhadap situasi TBC, terutama di kalangan kerja dan usia produktif untuk mencapai pemulihan yang optimal dan mencegah penyebaran,” tuturnya.

Dia pun menargetkan pada 2024 mendatang akan ada penambahan kader di masing-masing desa. Kader MSI di Sukoharjo saat ini ada 105 orang yang tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo dan akan bertambah menjadi 167 kader sesuai dengan jumlah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Makmur. (DSV)

Back to top button