Jateng

Tekan DBD, DKK Semarang Sebar Ember Wolbachia di 37 Kelurahan

inilahjateng.com (Semarang) – Dinas Kesehatan Kota Semarang mulai memperluas program Wolbachia guna menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Semarang.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan Wolbachia adalah sebuah inovasi teknologi yang diterapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) guna menekan penyebaran DBD.

Hakam mengatakan program ini menggunakan bakteri Wolbachia yang ditransfer ke dalam tubuh nyamuk aedes aegypti untuk melumpuhkan virus dengue. 

Untuk Kota Semarang sendiri, lanjut Hakam, sudah mulai dijalankan sejak 2023 di empat kecamatan yakni Kecamatan Tembalang, Banyumanik, Gunungpati, dan Mijen. 

Pada 2024 ini, Dinkes memperluas program Wolbachia. Ada tambahan 37 kelurahan yang menyebar di seluruh kecamatan. 

Pihaknya juga melakukan evaluasi jumlah nyamuk aedes aegypti di empat kecamatan yang sudah menjalakan program Wolbachia.

“Dulu inisaisi 2023. Pak Menteri menginisiasi pada Mei atau Juni. Tahun ini, kami nilai sudah berapa persen. Waktu terakhir proyek itu diselesaikan minimal 60 persen. Gunungpati sudah dapat 80 persen sendiri,” tutur Hakam, Senin (2/12/2024).

Baca Juga  Pompa Pemprov Berhasil Surutkan Banjir di Sayung Demak

Hakam mengatakan jika evaluasi dilakukan dengan menangkap nyamuk di empat kecamatan tersebut.

Nyamuk akan dilihat menggunakan mikroskop untuk mengetahui apakah mengandung wolbachia. 

“Semakin banyak mengandung wolbachia, risiko demam berdarah akan turun. Kalau sudah berwolbachia hanya menggigit, tanpa menularkan virus,” bebernya. 

Hakam menerangkan, program ini akan terlihat hasilnya pada 2025 mendatang untuk empat kecamatan yang sudah terlebih dahulu menerapkan.

Sementara, 37 kelurahan yang baru diterapkan pada tahun ini baru diketahui akhir 2025. 

Selain melalui program Wolbachia, Dinkes juga melakukan vaksinasi demam berdarah (DBD) pada momentum Hari Kesehatan Nasional (HKN) beberapa waktu lalu.

Vaksinasi DBD ini merupakan program corporate social responsibility (CSR) dari Biofarma. 

Baca Juga  Pemkot Semarang Berikan Beasiswa Bagi 4.600 Pelajar Tidak Mampu

“Tanggal 14 November lalu, ada bantuan vaksin DBd yang kami lakukan di SDN Sendangmulyo 04. Vaksin DBD ini memang vaksin berbayar, tapi ini ada CSR Biofarma yang diberikan di Kota Semarang,” paparnya.

Hakam menerangkan, vaksin DBD sebenarnya ada. Hanya saja, saat ini vaksin DBD tidak ditanggung oleh pemerintah.

Vaksin ini bisa diberikan untuk anak usia SD kelas 5 atau 6 hingga usia 45 tahun. 

“Jadi, selain dengan wolbachia, ada strategi lagi dengan vaksin DBD,” ujarnya. 

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, monitoring DBD terus dilakukan oleh Dinkes.

Masyarakat juga selalu diimbau untuk melakukan pembersihan saluran ataupun titik-titik lain yang bisa menjadi sarang nyamuk. 

Baca Juga  Diduga Dianiaya di Hotel, Wanita Tewas di RS Kariadi

“Hujan mulai rutin tiap sore dan malam. Bersih-bersih, lakukan pemberantasan jentik nyamuk, termasuj lingkungan sekitar harus selalu dibersihkan, semak-semak dan lainnya,” jelas Ita, sapaannya. 

Menurutnya, masyarakat semestinya sudah paham sejumlah penyakit yang berpotensi menyerang pada musim penghujan.

Pihaknya juga terus melakukan imbauan untuk selalu menjaga lingkungan agar bersih dan bebas dari sarang penyakit.

“Tidak hanya DBD. Pancaroba itu ada flu, diare, leptospirosis, dan sebagainya. Masyarakat harus sudag memahami masalah penyakit di musim hujan,” urainya. 

Ita juga berharap, masyarakat bisa mendukung program pemerintah yakni Wolbachia untuk menekan angka kasus DBD.

Sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan agar tidak ada penolakan. 

“Namanya inovasi baru. Orang takut banyak nyamuk. Kita harus bisa saling memberikan informasi, bisa melalui puskesmas, PKK, tim jumantik,” pungkasnya.  (LDY)

Back to top button