NasionalJateng

THR Disunat, Sosmed Dirut RSUP Dr. Kariadi Diserbu Netizen

inilahjateng.com (Semarang) – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, kebahagiaan para karyawan di RSUP Dr. Kariadi berubah menjadi kekecewaan mendalam.

Pasalnya, Tunjangan Hari Raya (THR) yang mereka terima hanya sebesar 30%, jauh lebih rendah dibandingkan rumah sakit lain yang berada dibawah naungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Keputusan ini sontak membuat para karyawan kecewa dan merasa diperlakukan tidak adil.

Banyak dari mereka yang mengandalkan THR sebagai penyokong kebutuhan lebaran, baik untuk keluarga maupun berbagi dengan sanak saudara.

Akibatnya, sosial media Direktur Utama RSUP Dr Kariadi diserbu netizen.

“Tukin (tunjangan kinerja) sudah dipotong tiap bulan. Sekarang THR tukin dipotong lebih parah. Itu buat Lebaran, Bos! Nggak kami makan sendiri, tapi juga buat kami bagi-bagi sama sanak saudara,” tulis akun @omonomon_lambe dalam komentar akun milik Dirut RS dr Kariadi @agusDr.

Komentar akun @omonomon_lambe ditanggapi oleh @akhmadi.agus dengan mengatakan terpenting lagi kami tdk pernah memotong tukin (remun) dari pegawai. Kami bayarkan remun sesuai dg realisasi.

Baca Juga  Siap-siap yang Mau SPMB, Ini Konsep Disdik Kota Semarang

Namun di komentar lain akun @istilahteduh menyatakan Remun dipotong, THR pun dipotong dengan @prabowo @gibran_rakabuming @smindrawati bantu kami yang diakhiri dengan emoticon

Harapan Penuh, Realita Pahit

Dalam salah satu komentar, akun pelawak Cak Lontong menambah ramai.

Akun @caklontong_81 menuliskan Presiden mengungkapkan besaran THR dan gaji ke-13 yang diberikan kepada aparatur negara terdiri dari gaji pokok, tunjangan melekat, serta tunjangan kinerja sebesar 100% bagi ASN pusat, prajurit TNI-Polri, dan para hakim.

Namun, kenyataannya, di RSUP Dr. Kariadi, harapan tersebut sirna.

Berbeda dengan rumah sakit lain di bawah Kemenkes yang mendapatkan THR sesuai kebijakan pusat, pegawai RSUP Dr. Kariadi justru harus menerima pemotongan yang signifikan.

Baca Juga  Asik Berenang di Pulau Mandalika, Seorang Remaja Hilang Terseret Arus

Tidak sedikit dari mereka yang menangis karena merasa tak dihargai atas dedikasi mereka, terutama setelah bertahun-tahun berada di garda terdepan menangani pasien, termasuk dimasa pandemi.

“Kami sudah bekerja keras, menghadapi pasien setiap hari dengan segala risiko. Tapi saat kami berharap THR penuh untuk bisa merayakan Lebaran, yang kami dapat justru pemotongan besar-besaran,” ujar seorang pegawai yang enggan disebutkan namanya.

Manajemen Bungkam, Karyawan Makin Kecewa

Yang lebih menyakitkan, keluhan para pegawai seolah tak mendapat respons dari pihak manajemen.

Meski kekecewaan telah disampaikan, hingga kini belum ada kejelasan atau solusi yang diberikan.

“Kami hanya ingin diperlakukan adil. Jika rumah sakit lain bisa mendapatkan THR penuh, kenapa kami tidak? Kami juga manusia yang ingin merayakan lebaran dengan layak,” tambah seorang pegawai lainnya.

Keadaan ini semakin memperburuk moral dan semangat kerja para tenaga medis dan pegawai lainnya.

Baca Juga  Ribuan Kendaraan Mulai Lewati Tol Yogya-Solo via Exit Toll Taman Martani

Mereka yang selama ini bekerja dengan sepenuh hati kini merasa dianaktirikan dan tidak dihargai.

Hingga saat ini, pihak manajemen RSUP Dr. Kariadi belum memberikan penjelasan resmi terkait pemotongan ini.

Sementara itu, para karyawan hanya bisa berharap ada keajaiban sebelum lebaran, agar mereka bisa merayakan hari kemenangan dengan lebih tenang dan bahagia.

Apakah Akan Ada Perubahan?

Pemotongan THR di RSUP Dr. Kariadi menjadi tamparan keras bagi kebijakan kesejahteraan tenaga kesehatan.

Jika kondisi ini dibiarkan, bukan tidak mungkin kepercayaan para pegawai terhadap manajemen dan pemerintah akan terus menurun.

Kini, harapan ada di tangan para pemangku kebijakan.

Akankah mereka mendengar jeritan hati para karyawan yang telah mengabdikan diri untuk pelayanan kesehatan? Ataukah ini hanya akan menjadi kisah pahit yang terus berulang setiap tahun? (RED)

Back to top button