Jateng

Trah Soemarmo – Sukawi Dalam Pilwakot Semarang

inilahjateng.com (Semarang) – Kacamata pengamat politik melihat majunya Juan Rama sebagai calon Wakil Wali Kota Semarang memberi warna tersendiri dalam kontestasi politik ini.

Pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip), Wahid Abdulrahman melihat majunya putra mantan Wali Kota Semarang Soemarmo HS ini cukup menarik. Apalagi Juan Rama juga bergabung dalam Koalisi Semarang Maju yang mengusung calon Wali Kota Semarang Yoyok Sukawi yang juga putra mantan Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip.

“Baik Juan Rama maupun Yoyok Sukawi, keduanya representasi anak biologis mantan dua wali kota sebelumnya. Jika dua trah politik Pak Soemarmo dikawinkan dengan trah politik Pak Sukawi, akan menjadi potensi yang besar untuk menang,” kata Wahid, Minggu (11/8/2024).

Ia menilai pasangan ini akan kuat melawan calon lain. Termasuk jika berhadapan dengan mesin politik PDI Perjuangan sekalipun yang sudah memiliki tradisi menang pada Pilwakot Semarang.

Pria yang menjadi pengajar politik dari Departemen Politik dan Pemerintahan FISIP Undip ini mengatakan dalam peta kekuatan dukungan, seorang kandidat juga harus dilihat latar belakang calon dalam kontek kekeluargaan. Bagaimanapun pola patron-klien (relasi atasan-bawahan) di Indonesia masih cukup kuat dalam mempengaruhi dinamika politik. 

Baca Juga  Ratusan Prajurit Kawal Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga

“Nah, latar belakang beliau (Juan Rama) dari trah anak Pak Soemarmo ini saya kira memberikan ruang untuk menjadi potensi jaringan politik yang cukup massif pada level grass root. Karena bagaimanapun Pak Soemarno sebagai mantan walikota tentu masih memiliki jaringan politik yang bisa diandalkan untuk mendorong elektabilitas pasangan walikota dan wakil walikota,” paparnya.

Menjawab pertanyaan soal potensi Juan Rama, Wahid juga menjelaskan, sebagai politisi PKB, Juan Rama punya potensi basis massa santri atau muslim yang kuat. Apa lagi saat ini menjadi anggota DPRD yang sekaligus menjadi Sekretaris DPC PKB Kota Semarang. 

“Latar belakang beliau (Juan Rama) dari PKB yang sekaligus pengurus, tentu memiliki basis massa yang cukup distingtif (beda), paling tidak dari kalangan muslim santri. Ini akan bisa memperkuat dan menambal basis elektoral pasangan. Kalau kemudian berpasangan entah dengan mas Yoyok atau mas Dico, atau PDIP, atau siapapun, Juan Rama akan menjadi bandul yang menentukan,” tuturnya.

Baca Juga  Puluhan Ribu Warga Jepara Dihapus dari PBI JK, Bupati Audiensi dengan Wamensos RI

Menurut Wahid, bagaimanapun kombinasi nasionalis dan santri dilevel grass root masih sangat penting. Sehingga Juan Rama dengan gerbong “hijaunya” bisa memperluas dan memperkuat basis elektoral pasangan. 

“Posisi Juan Rama menjadi strategis dipasangkan kepada siapapun karena bisa menarik gerbong pemilih kalangan muslim tradisional yang jumlahhya cukup besar” katanya. 

Peminpin Muda

Selain itu, kata Wahid, kedepan kota Semarang butuh karakter pemimpin muda yang kaya gagasan. Yang memiliki ide-ide inovatif dan solutif untuk pembangunan kota. 

“Modal politik Juan Rama menjadi anggota DPRD di kota Semarang menjadi penting untuk membangun sinergi antara eksekutif dan legislatif yang harmonis-produktif. Ini modal penting untuk pembangunan sebuah kota ke depan,” terangnya.

Tentu saja, kata Wahid, kelebihan pontensi anak muda ini harus ditunjukkan kepada masyarakat. Jangan sampai kinerjanya baik tetapi masyarakat tidak melihat. 

Baca Juga  Gunawan Tjokro Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UNNES

“Tidak melihat ini kadang bukan karena tidak berbuat, tetapi karena kurang komunikasi publik, atau cara komunikasinya tidak nyampe ke grass root,” ungkapnya.

Menurut Wahid, seorang calon wali kota/wakil wali kota harus punya gagasan politik programatik yang jelas. Misalnya, kalau jadi nantinya mau berbuat apa. Saat kampanye masyarakat harus diberi tahu porgram-programnya apa untuk kota Semarang nantinya. Karena bagaimanapun pemilih kota Semarang juga banyak dari kalangan menengah atas yang kritis. 

“Gagasan politik programatik inilah yang nantinya bisa kita tagih kalau jadi. Misal pak Prabowo janji makan siang gartis, ya itulah gagasan poltik programatik yang bisa kita tagih. Makanya pemimpin itu usianya boleh muda, tetapi harus kaya gagasan, jangan sampai pemimpin muda tetapi miskin gagasan. Tugas masyarakat ayo kita gali gagasan-gagasan pemimpin muda seperti mas Juan Rama,” pungkasnya. (LDY)

Back to top button