JatengArenaEmpati (jangan dipilih)

Tuntut Keadilan Tragedi Kanjuruhan, Warga Jatim Bersepeda ke Jakarta

Inilahjateng (Semarang). Miftahudin Ramli, atau yang karib disapa Midun (53) langsung duduk di pelataran Panser Biru Store begitu tiba di Semarang, Selasa (8/8) siang.

Wajahnya terlihat lelah dan kusut, mungkin banyak diterpa debu-debu jalanan sehabis bersepeda dari Malang. Kaosnya pun tampak rembes oleh lelehan keringat.

Kondisi lelah dialami Midun karena sehabis mengayuh sepeda dari Malang. Namun kegiatan bersepeda yang dilakukan oleh Midun itu bukan sekadar gowes atau touring dari kota ke kota melainkan ingin memperjuangkan nasib korban Tragedi Kanjuruhan.

Seperti berita-berita yang beredar, Midun mendadak terkenal karena ingin menuntut keadilan bagi korban Tragedi Kanjuruhan dengan aksi menaiki sepeda sampai Jakarta.

Memulai perjalanan sejak Kamis 3 Agustus 2023, Midun akhirnya sampai di Semarang pada Selasa 8 Agustus 2023. Sebagaimana sambutan di kota lain, kedatangannya di Kota Semarang juga disambut dengan hangat kali ini bersama kelompok suporter PSIS Semarang, Panser Biru.

Saat ditemui di Panser Biru Store, Midun mengungkapkan, selama perjalanan yang dilaluinya, rupanya Midun menyempatkan mampir ke stadion-stadion yang ada di kota tersebut.

Midun menjelaskan bahwa dia sudah singgah di Stadion Gelora Bung Tomo lalu beberapa tempat lainnya serta Stadion Pancasila di Kabupaten Demak. Terakhir dia ingin berkunjung ke Stadion Jatidiri.

Baca Juga  Idul Adha Jadi Momen Meningkatkan Solidaritas dan Toleransi di Semarang

Selain itu dalam perjalanan Midun mengungkapkan jika dia tidak menyangka bakal disambut sedemikian hangat oleh masing-masing suporter di tiap kota.

“Banyak suporter dan orang-orang yang menyambut. Saya tidak menyangka. Ini di luar dugaan saya,” ucapnya.

Lebih lanjut Midun berharap, aksi ini dilakukan agar para korban Kanjuruhan Malang mendapat keadilan hukum.

Midun sendiri mengaku memang tidak punya keluarga yang jadi korban. Namun hatinya tergerak atas berbagai derita yang ditanggung para korban.

“Aksi ini yang diharapkan kejelasan hukumnya. Kalau kemarin yangvdisalahkan angin ya. Saya hanya beristighfar saja kenapa yang disalahkan angin ya. Padahal korbannya segitu banyaknya. Sementara teman-teman yang ditahan 8 orang itu kan nggak ada korban sama sekali. Makanya itu kan aduh, apa yang dilihatnya. Korbannya 135 yang ditahan 8 orang,” ungkap Midun yang bekerja di Dinas Pariwisata Kota Batu tersebut.

Lebih rinci Midun menjelaskan dalam perjalanan ini dia membawa keranda. Keranda itu menurutnya adalah simbol dari para korban tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga  Adu Banteng Antar Truk di Sragen, Tiga Orang Luka-luka

Di awal perjalanan, keranda itu sebetulnya kosong. Namun sepanjang perjalanan banyak orang yang peduli sehingga kini penuh dengan barang bawaan.

“Kalau keranda itu kan simbol banyaknya korban. Keranda simbol kendaraan nanti juga di akhir hayat. Awalnya nggak ada isinya tapi saat lewat di daerah-daerah jadi berat karena banyak yang membawa-bawakan. Beban sepedanya semakin berat tapi saya semakin semangat karena banyak pesan dan doa yang dipanjatkan untuk misi ini,” ucap Midun yang juga sempat jadi suporter Arema.

Lalu di saat bersamaan, saat sampai Semarang ini tim Arema FC akan bermain dalam lanjutan BRI Liga 1.

Midun mengatakan jika dia tidak berharap apa-apa. Namun yang jelas, dia ingin manajemen juga menyaksikan aksi yang dilakukannya ini. Bahwa ada ratusan suporternya yang menuntut keadilan hukum.

“Mereka juga perlu tahu kalau di sini ada yang ingin mengupayakan kekelasan hukumnya. Saya sih sebetulnya nggak kuat apa-apa karena yang hebat semua orang yang mendoakan terutama dari keluarga korban untuk memperjuangkan keadilan,” katanya.

Terakhir, Midun mengungkapkan selain bertepatan dengan hari Kemerdekaan ada momen spesial lain yang membuatnya melakukan aksi di bulan Agustus ini.

Baca Juga  Desa Pengkok, Jadi Desa Sembelih Hewan Kurban Terbanyak di Sragen

“Nanti tanggal 11 ulang tahun Arema, dan juga di bulan ini saya ulang tahun,” paparnya.

Sementara dari Achmad Munif, dari Divisi Kerohanian Panser Biru menuturkan jika pihaknya sangat mengapresiasi dan mendukung Midun untuk memperjuangkan keadilan.

“Kita sama-sama suporter sangat berduka apa yang terjadi pada suporter Arema. Jadi kami mendukung apa yang dilakukan oleh Midun. Panser biru sangat welcome. Kami dengan Arema juga punya hubungan baik juga,” katanya.

Saat tiba di Semarang, dia mengungkapkan jika Panser Biru membantu semampunya mulai dari pijat dan memberikan servis kepada sepeda Midun yang agak trouble.

“Bantuan, ya tidak banyak. Misalnya dari sepeda kita serviskan. Minta dipijat ya dipijatkan. Ada uang saku juga untuk sesuatu di jalan. Kami menyiapkan ambulance juga bilamana Midun kesehatannya kurang bagus,” paparnya.

Munif pun berharap apa yang diperjuangkan Midun ini bisa berakhir positif dan bisa didengar.

“Harapannya, apa yang dilakukan Midun ini dapat apresiasi positif. Semoga kegiatan ini bisa membantu mendapatkan keadilan dan pelaku bisa dihukum seberat-beratnya,” ungkapnya. (DRTS)

Back to top button