Jateng

Tuntut Penundaan Penutupan Dam Colo, Ratusan Petani Geruduk BBWSBS 

inilahjateng.com (Sukoharjo) – Ratusan petani menggeruduk kantor Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) di Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura, Kamis (22/8/2024).

Kedatangan mereka menuntut penundaan penutupan Dam Colo pada 9 September 2024 nanti.

Korlap aksi sekaligus Induk Perkumpulan Pemakai Air (P3A) Dam Colo Timur, Jigong Sarjanto meminta agar BBWSBS menunda rencana penutupan Dam Colo pada 9 September. Hal ini dilakukan guna menyelamatkan tanaman padi hingga panen.

Sebab jika areal persawahan tak disuplai air, maka sudah dipastikan para petani gagal panen.

“Nanti ribuan petani bakal merugi besar lantaran tak bisa memanen padi. Padahal, sebagian petani hanya mengandalkan hasil panen padi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” ucapnya.

Baca Juga  Terperosok ke Dalam Sumur, Bocah Laki-laki Berusia 6 Tahun Selamat

Jigong menyebut, saat ini tanaman padi berumur 40 hari-45 hari seluas 5.000 hektare.

Sedangkan, tanaman padi berumur 60 hari-75 hari berumur seluas 2.500 hektare.

Artinya, ada 7.500 hektare lahan pertanian di Sukoharjo yang terancam gagal panen jika Dam Colo ditutup pada September.

Sehingga dilanjutkan Jigong, BBWSBS harus mengkaji ulang penutupan Dam Colo.

Pasalnya adanya bendungan dibangun ini tak lain untuk mengairi lahan pertanian guna meningkatkan produksi padi, khususnya saat musim kemarau.

“Saat kemarau, petani butuh suplai air. Dam Colo silakan ditutup saat memasuki awal musim penghujan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Operasi dan Pemeliharaan SDA Bengawan Solo, Sri Wahyu Kusumastuti dan Perum Jasa Tirta menggelar pertemuan dengan perwakilan petani pengguna air Dam Colo.

Baca Juga  19 Ribu Peserta JKN PBI Non Aktif di Semarang Akan Dicover UHC

Pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan yang dituangkan dalam berita acara. Berita acara itu juga ditandatangani sejumlah kepala desa sebagai saksi.

“Kami menjamin kebutuhan air untuk lahan pertanian saat masa tanam (MT) II hingga panen. Untuk agenda rutin penutupan Dam Colo pada 1 Oktober, tidak ada penutupan. Jadi, tahun ini, tidak ada penutupan Dam Colo. Namun berbagai risiko yang muncul selama Dam Colo tidak ditutup ditanggung oleh petani,” terangnya.

Wahyu, menambahkan agenda penutupan Dam Colo pada 2025 dilakukan menyesuaikan datangnya musim penghujan.

Penutupan Dam Colo merujuk pada perkiraan cuaca musim penghujan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). (DSV)

Back to top button