Jateng

Viral Konsumsi Daging Kucing Obat Diabetes, Ini kata Dinkes

inilahjateng.com (Semarang) – Viralnya kasus seorang pria tega mengkonsumsi daging kucing untuk pengobatan diabetes tengah ramai diperbincangkan.

Dari sisi medis, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang tidak menganjurkan mengkonsumsi daging kucing untuk pengobatan diabetes.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam menyebut jika hingga saat ini belum ada literasi yang menunjukan khasiat daging kucing guna menurunkan kadar gula darah yang merupakan penyebab penyakit diabetes.

Viralnya kasus seorang bapak kos di Sekaran Gunungpati yang memakan daging kucing, membuat Dinkes harus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait hal tersebut.

“Ketika ditanya oleh teman-teman Puskesmas Sekaran, itu kan dia dapat informasi dari saudaranya kalau daging kucing dapat menyembuhkan diabetes. Kemudian, dua hari lalu, saya dilapori kasus ini. Saya sampaikan (kepada puskesmas), orangnya harus diedukasi. Sampai detik ini tidak ada literasi yang menyampaikan daging kucing bisa menurunkan kadar gula darah,” kata Hakam, Jumat (9/8/2024).

Baca Juga  Women Ecosystem Catalyst Penggerak Ekonomi di Jateng

Kasus pria pemakan daging kucing harus dijadikan pembelajaran bagi bapak kos yang mengkonsumsi daging kucing dan juga masyarakat di Kota Semarang.

Hakam berharap, informasi yang disampaikannya bisa diterima dan tidak ditiru oleh orang lain.

Hakam menjelaskan, mengkonsumsi daging  kucing justru bisa menimbulkan efek negatif.

Pasalnya, makanan yang dikonsumsi kucing juga belum tentu terjaga dengan baik.

“Pastinya banyak sekali vektor atau hewan kecil yang berbahaya. Nantinya bisa menjadikan apakah tertular tuberculosis atau penyakit lain, termasuk taeniasis. Taeniasis itu kecacingan,” paparnya.

Meskipun masalah finansial menjadi alasan bapak tersebut mengkonsumsi daging kucing karena tidak mampu membeli daging ayam atau sapi, namun Hakam tetap tidak membenarkan untuk mengkonsumsi daging kucing.

Baca Juga  Menteri Karding Dirikan Migran Center di Undip

Apalagi, tidak terbukti jika daging kucing bisa menurunkan kadar gula darah.

Dia mengatakan, pengobatan kencing manis atau diabetes melitus ini bisa dilakukan dengan melakukan aktivitas fisik.

Konsumsi dan kegiatan fisik harus seimbang, termasuk pengelolaan stres atau kondisi jiwa dan lainnya.

“Konsumsi daging kucing ini memang tidak kami anjurkan karena belum ada literasi atau pedoman yang menyampaikan hal tersebut. Jangan coba-coba. Kucing itu hewan peliharaan yang harus di sayang tapi tidak boleh dikonsumsi atau dimakan. Ini harus benar-benar ditaati,” tegasnya.

Hakam mengatakan, Dinkes sedang gencar melakukan skrining baik penyakit menular maupun tidak menular masyarakat bisa mengikuti kegiatan skrining di masing-masing RW untuk memastikan kondisi kesehatan mereka. Skrining ini gratis bagi masyarakat.

Baca Juga  Ratusan Bangku SMP di Jepara Masih Kosong

“Bisa diperiksa kadar gula darah, tensi, kesehatan mental, atau jiwa. Itu nanti kalau hasilnya upnormal atau di atas normal, selanjutnya dikonsultasikan, rutin datang ke puskesmas sesuai faskes supaya masyarakat tidak kena retribusi,” pungkasnya. (LDY)

Back to top button