Jateng

Walikota Semarang Ajak Masyarakat Makan dengan Pengganti Beras

inilahjateng.com (Semarang) – Fenomena El Nino berdampak pada ketersediaan bahan makan di Indonesia, dalam hal ini berdampak pada ketersediaan beras, kusus di Kota Semarang.

Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengajak masyarakat untuk makan dengan pendamping beras, walaupun di Kota Semarang untuk persediaan beras  terbilang aman hingga Desember mendatang.

“Saya mengajak masyarakat untuk makan pengganti beras, seperti nasi jagung, beras porang, ubi, singkong. Memang tidak mudah, orang Indonesia kalo belum makan nasi rasanya seperti belum makan,” ujarnya di Semarang, Minggu (24/9/2023).

Mbak Ita sapaannya mengatakan, dalam mengantisipasi dampak dari ketersediaan bahan pangan, sehingga harga bahan pokok melonjak.

Dengan demikian program Pemkot Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman) akan terus berjalan.

Baca Juga  19 Ribu Peserta JKN PBI Non Aktif di Semarang Akan Dicover UHC

“Kami berupaya untuk dititik – titik tertentu Pak Rahman ini masih berjalan, Pak Rahman haganya masih dibawah harga pasar. Sebagai cobtoh bawang merah, bawang putih harganya sampai 40 ribu , di Pak Rahman harganya masih 32 ribu. Sehingga kami berharap dengan pak rahman bisa menjangkau dengan masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.

Disisi lain, Mbak ita juga mengajak masyarakat dalam mengatur pola makan dan jangan membuat makanan berlebih atau membuang makanan.

“Saya menyampaikan kepada masyarakat, yang pertama kita mengatur makan kita, kemudian jangan makan berlebih ataupun dibuang,” katanya.

Dirinya berharap, fenomena elnino ini agar cepat selesai, karena kekeringan yang melanda sangat berpengaruh pada ketersediaan bahan pangan di Indonesia kususnya Kota Semarang.

Baca Juga  Mahasiswaa USM Gandeng Warga Gemah Ubah Sampah Jadi Cuan Lewat Budi Daya Maggot

“Disisi lain juga kami berharap elnino ini juga bisa segera hilang, karena kondisi kekeringan ini sangat luar biasa. Yang utama tadi masyarakat sudah mulai sadar makan pendamping beras, mungkin beras porang beras jagung, kemudian tiwul, ini juga sebenarnya juga mengenyangkan, kemudian gerakan sayang pangan, masyarakat yang punya kegiatan, makanan ini secukupnya sehingga tidak akan bahan makanan yang terbuang,” imbuhnya. (AHP) 

Back to top button