
inilahjateng.com (SALATIGA) – Kualitas sumber daya manusia (SDM) masih menjadi salah satu kendala dan tantangan masyarakat desa untuk lebih maju dan sejahtera.
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Prof Paiman Raharjo saat mengisi kuliah tamu di Balairung Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Selasa (14/5/2024).
Menurut Prof Paiman, pemerintah pusat sebetulnya sudah memberikan perhatian terhadap desa, salah satunya adanya dana desa yang sudah berjalan sejak tahun 2015 dan terus meningkat jumlahnya. Namun ditingkat desa, kualitas SDM masih menjadi kendala. Sehingga, perlu adanya peningkatan kapasitas para pemangku kebijakan di tingkat desa.Â
“Sehingga orang-orang desa ini tidak selalu ingin namanya urbanisasi. Kalau kualitas SDM desa itu sudah memiliki kualitas potensi penguatan SDM, maka mereka akan bisa membangun desanya sendiri tanpa berpindah kota,” kata Wakil Menteri kepada wartawan, Selasa (14/5/2024).
Persoalan lain yang masih menjadi kendala adalah infrastruktur desa yang sangat timpang jika dibandingkan perkotaan. Hal itu, disebabkan masih adanya perdebatan dari kepala desa yang tidak menjalankan penggunaan dana desa sebagai mana semestinya.
“Seperti membuat program bedah rumah diambil dari dana desa, padahal bisa menggunakan program dari Kemensos itu ada bedah rumah. Pembangunan desa tidak hanya menggunakan dana desa. Tapi bisa menggunakan dana-dana lain,” terang Prof Paiman.
Selain itu, persoalan yang masih menjadi kendala pembangunan desa adalah anggapan pendidikan tidak terlalu penting. Sehingga, perlu perubahan paradigma masyarakat. Agar desa-desa yang ada di Indonesia sama-sama bisa maju dan sejahtera.
Sementara itu, Rektor UKSW Salatiga Prof Intiyas Utami mengaku siap berkontribusi membangun Indonesia melalui desa. Salah satu hal yang telah dilakukan adalah UKSW mendampingi, melatih, dan seleksi para perangkat desa di Kabupaten Semarang.
“Kami berkomitmen untuk bisa menjadi bagian dari pembangunan bangsa yang berkelanjutan. Kami memiliki komitmen untuk bisa membangun desa melalui kontribusi kami, di pusat studi akuntabilitas publik,” kata Rektor.
Menurutnya, semua kampus perlu berkontribusi untuk desa. UKSW sendiri memiliki desa dampingan di lereng gunung Kelimutu, Kabupaten Ende, Flores, NTT. Desa itu sudah menjadi dampingan UKSW selama tiga tahun terakhir.Â
“Jadi kami menemukan perangkat desa perlu didampingi supaya menjadi perangkat desa yang berkualitas. Kami juga mendampingi desa untuk melakukan bantang desa untuk melihat potensi di desa tersebut,” tandas Prof Intiyas. (RIS)